Analisis Teknikal

Harga Gas Batal Naik, Saham PGAS Berpotensi Kembali Tertekan

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
31 October 2019 18:43
Pemerintah membatalkan rencana kenaikan harga jual gas oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mulai 1 November mendatang.
Foto: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menegaskan komitmennya untuk memperkuat dan memperluas pemanfaatan gas bumi di Indonesia melalui pembangunan infrastruktur di berbagai sektor kelistrikan, industri, transportasi, UMKM dan rumah tangga. (Ist PGN)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membatalkan rencana kenaikan harga jual gas oleh PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) mulai 1 November mendatang.

"Tidak jadi," ujar Arifin Tasrif selaku Menteri ESDM seusai rapat terbatas di Istana Negara, Kamis (31/10/2019). Menurutnya, penetapan gas untuk industri tersebut tak perlu sampai ke Presiden. " Tidak sampai presiden di tingkat ESDM saja karena kita ingin industri kita kompetitif," jelasnya.

Hal ini memberi sentimen negatif yang berdampak bagi saham PGAS yang pada hari ini Kamis (31/10), yang ditutup anjlok 330 poin atau 13,5% pada level harga Rp 2.110/unit saham.

Secara teknikal harga saham PGAS berpotensi kembali turun menguji level harga Rp 2.060/saham sebagai penahan koreksi pertama (support pertama), dan selanjutnya menguji support kedua pada Rp 1.970/saham.

Potensi penurunan tersebut terlihat dari pola bearish kicker yang meninggalkan celah penurunan cukup lebar yang diikuti lilin hitam panjang (long black candle), pola-pola tersebut menyiratkan potensi penurunan kembali yang cukup kuat.

Secara momentum pergerakan sahamnya juga masih berpotensi untuk turun karena belum menyentuh wilayah jenuh jualnya (oversold) menurut Indikator teknikal Relative Strength Index (RSI).

Sumber: Refinitiv

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/yam) Next Article Harga Gas Disoal Jokowi, Begini Arah Pergerakan Saham PGN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular