Sejak Awal Tahun Rupiah Menguat 4% Lebih Lawan Yuan

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 October 2019 14:39
Bisa jadi pelemahan tren pelemahan yuan adalah salah satu sebab semakin parahnya defisit perdagangan Indonesia-China.
Ilustrasi Yuan China (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap yuan China kembali melemah di perdagangan pasar spot siang ini. Namun, secara umum mata uang Negeri Tirai Bambu masih dalam tren melemah di hadapan rupiah.

Pada Rabu (30/10/2019) pukul 14:04 WIB, CNY 1 setara dengan Rp 1.987,4. Rupiah melemah 0,15% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Kemarin, rupiah melemah tipis 0,03% terhadap yuan. Jika sampai penutupan pasar nanti rupiah masih melemah juga, maka depresiasi rupiah akan terjadi dalam dua hari beruntun.

 

Akan tetapi, rupiah sejatinya masih dalam tren menguat terhadap yuan. Sejak awal tahun, penguatan rupiah mencapai 4,86%.

Beberapa waktu lalu, Amerika Serikat (AS) sempat melayangkan protes ke Dana Moneter Internasional (IMF) karena China dinilai memanipulasi nilai tukar yuan. China dituding sengaja melemahkan yuan agar produk mereka bisa lebih murah di pasar ekspor.

IMF memutuskan bahwa China tidak melakukan manipulasi kurs. Lembaga yang berbasis di Washington tersebut menyatakan bahwa nilai tukar yuan bergerak sesuai dengan fundamentalnya.

Baca: IMF: Yuan Melemah Namun Masih Wajar

Apa pun kata IMF, yang jelas yuan melemah. Tidak hanya terhadap dolar AS, tren tersebut juga terjadi di hadapan rupiah.

Bisa jadi pelemahan tren pelemahan yuan adalah salah satu sebab semakin parahnya defisit perdagangan Indonesia-China. Sepanjang Januari-September 2019, Indonesia mengalami defisit dagang US$ 13,99 miliar dengan China. Semakin dalam dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yaitu US$ 13,95 miliar.

Baca: Sudah 11 Bulan Ekspor Tekor, RI Jangan Malu Tiru Vietnam!

T
IM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Jelang Damai Dagang, Yuan Terus Menguat Lawan Rupiah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular