
Gegara Ojol Hingga MRT, Kredit Kendaraan BCA Pun Loyo
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
28 October 2019 16:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Permintaan kredit kendaraan bermotor (KKB), baik mobil atau sepeda motor menurun. Penyebab utamanya adalah munculnya transportasi online hingga massal seperti MRT.
Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja, mengatakan kredit sektor konsumer di BCA melemah. Hingga kuartal III-2019 tumbuhnya 6,8% saja. Ini termasuk kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
"KKB di kota besar adanya transportasi online, MRT, maka kemudahan orang pergi ke kantor tidak harus bangun terlalu pagi, berkeringat nyetir, mereka gunakan MRT, sehingga kebutuhan akan mobil lebih dari satu berkurang. Bahkan yang belum punya mobil buat apa juga, sehingga demand untuk memiliki mobil berkurang," papar Jahja di Jakarta, Senin (28/10/2019).
Jahja mengatakan, permintaan kredit mobil pertumbuhannya turun. Sementara kredit untuk pembelian sepeda motor negatif.
Sementara untuk KPR, Jahja menjelaskan, permintaan properti akan meningkat bila kondisi makro ekonomi membaik.
"Properti itu bisnis akan bagus kalau secara makro bagus, next adalah properti meningkat. Kita menghubungi developer, mereka akui pada saat keemasan properti, 50 persen yang membeli rumah kebutuhan sendiri, tapi sebagian besar untuk investasi," paparnya.
Pada kesempatan itu, Jahja mengatakan, tahun depan BCA tidak berani terlalu optimistis dengan pertumbuhan kredit. Dia hanya menargetkan pertumbuhan kredit 8-9% tahun depan.
(wed/dru) Next Article Kredit Mobil Turun, Bos BCA: Milenial Pilih Naik MRT & Online
Direktur Utama PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiaatmadja, mengatakan kredit sektor konsumer di BCA melemah. Hingga kuartal III-2019 tumbuhnya 6,8% saja. Ini termasuk kredit kepemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB).
"KKB di kota besar adanya transportasi online, MRT, maka kemudahan orang pergi ke kantor tidak harus bangun terlalu pagi, berkeringat nyetir, mereka gunakan MRT, sehingga kebutuhan akan mobil lebih dari satu berkurang. Bahkan yang belum punya mobil buat apa juga, sehingga demand untuk memiliki mobil berkurang," papar Jahja di Jakarta, Senin (28/10/2019).
Sementara untuk KPR, Jahja menjelaskan, permintaan properti akan meningkat bila kondisi makro ekonomi membaik.
"Properti itu bisnis akan bagus kalau secara makro bagus, next adalah properti meningkat. Kita menghubungi developer, mereka akui pada saat keemasan properti, 50 persen yang membeli rumah kebutuhan sendiri, tapi sebagian besar untuk investasi," paparnya.
Pada kesempatan itu, Jahja mengatakan, tahun depan BCA tidak berani terlalu optimistis dengan pertumbuhan kredit. Dia hanya menargetkan pertumbuhan kredit 8-9% tahun depan.
(wed/dru) Next Article Kredit Mobil Turun, Bos BCA: Milenial Pilih Naik MRT & Online
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular