
Dua Bank Rilis Kinerja, Dirut Mandiri Jadi Wamen BUMN
Monica Wareza, CNBC Indonesia
24 October 2019 07:49

Jakarta, CNBC Indonesia -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan hari ini, Rabu (23/10/2019), di zona merah. Pada pembukaan perdagangan, IHSG melemah 0,02% ke level 6.224,42. Per akhir sesi satu, koreksi indeks saham acuan di Indonesia tersebut adalah sebesar 0,05% ke level 6.222,7.
Hebatnya, pada akhir perdagangan IHSG bisa membukukan apresiasi yang cukup signifikan. Per akhir sesi dua, IHSG menguat 0,52% ke level 6.257,81. Apresiasi IHSG pada hari ini menandai yang kesembilan secara beruntun.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan di zona merah: indeks Shanghai melemah 0,43%, indeks Hang Seng turun 0,82%, indeks Straits Times berkurang 0,53%, dan indeks Kospi jatuh 0,39%.
Selain telah dilantiknya menteri di Kabinet Indonesia Maju, terdapat sejumlah aksi yang terjadi pada emiten di perdagangan kemarin yang layak disimak sebelum pembukaan perdagangan pagi ini.
1. Q3-2019, Laba BBNI Naik 4,7% Tembus Rp 12 T
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengumumkan kinerja keuangan di kuartal III-2019. Bank BUMN ini mencatatkan laba bersih senilai Rp 12 triliun pada periode tersebut, atau tumbuh 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Manajemen BBNI dalam paparan kinerja Rabu ini (23/10/2019), menyatakan laba bersih tersebut diraih setelah ditopang adanya pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) menjadi Rp 26,9 triliun pada Kuartal III-2019.
BERSAMBUNG KE HAL 2>>>
2. Q3-2019, Laba Bank Danamon Capai Rp 2,6 T, Ambles 15%
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mencatatkan laba bersih setelah pajak Rp 2,59 triliun pada 9 bulan pertama tahun ini atau kuartal III-2019, laba tersebut turun 15% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,038 triliun.
Dalam konferensi pers paparan kinerja Rabu ini (23/10/2019), pendapatan bunga bersih Bank Danamon juga turun tipis 1% menjadi Rp 10,71 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 10,83 triliun. Adapun pendapatan non interest income naik 5% menjadi Rp 2,56 triliun dari sebelumnya Rp 2,44 triliun.
3. PMK Cukai Rokok Resmi Dirilis, Saham Emiten Rokok Berguguran
Memasuki perdagangan sesi II di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu ini (23/10/2019), mayoritas harga saham emiten produsen rokok terjebak di zona merah, hanya satu yakni PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) yang sahamnya tercatat masih menguat.
Penurunan yang dicatatkan oleh mayoritas saham emiten rokok besar kemungkinan didorong oleh rilis Peraturan Menteri Keuangan (PMK) teranyar yang menjabarkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) baru yang akan berlaku efektif pada 1 Januari 2020.
4. Diam-diam ELTY Rilis Kinerja Semester I-2019, Tapi Ambles
Anak usaha Grup Bakrie di bidang properti, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) akhirnya merilis kinerja keuangan semester I tahun ini, di mana perusahaan tercatat menorehkan rapor merah alias merugi.
Keterlambatan pelaporan ini mengakibatkan Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan peringatan tertulis III denda sebesar Rp 150 juta. Hingga Rabu ini (23/10/2019) saham perusahaan juga masih dihentikan sementara perdagangannya (suspensi) di pasar tunai dan reguler.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja melantik menteri yang akan duduk di kabinet dalam lima tahun ke depan. Mayoritas merupakan nama baru, namun beberapa juga dari nama-nama lama.
Salah satu posisi yang digantikan adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dari Rini Soemarno menjadi Erick Thohir. Terakhir muncul kabar, tak hanya menteri, tapi juga akan ditunjuk posisi wakil menteri.
Santer kabar di pasar, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Kartika Wirjoatmodjo atau akrab disapa Tiko, bakal menjadi Wakil Menteri BUMN.
6. Kepastian Frekuensi, EXCL Sinyalkan Peluang Merger
Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) merespons positif terkait adanya kepastian mengenai alokasi pita frekuensi atau spektrum bila perusahaan melakukan merger. Sebelumnya kejelasan status frekuensi ini menjadi kendala operator telekomunikasi untuk saling merger.
Sekretaris Perusahaan XL Axiata, Tri Wahyuningsih, menjelaskan, pihaknya bersepakat dengan pemerintah mengenai terbukanya peluang spektrum pascamerger akan tetap dipegang operator yang meleburkan diri, karena kepastian mengenai status spektrum merupakan hal yang paling utama bagi operator.
(sef/sef) Next Article Ini Dia Sektor yang Akan Bangkit Menurut Bank Mandiri
Hebatnya, pada akhir perdagangan IHSG bisa membukukan apresiasi yang cukup signifikan. Per akhir sesi dua, IHSG menguat 0,52% ke level 6.257,81. Apresiasi IHSG pada hari ini menandai yang kesembilan secara beruntun.
Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan di zona merah: indeks Shanghai melemah 0,43%, indeks Hang Seng turun 0,82%, indeks Straits Times berkurang 0,53%, dan indeks Kospi jatuh 0,39%.
Selain telah dilantiknya menteri di Kabinet Indonesia Maju, terdapat sejumlah aksi yang terjadi pada emiten di perdagangan kemarin yang layak disimak sebelum pembukaan perdagangan pagi ini.
1. Q3-2019, Laba BBNI Naik 4,7% Tembus Rp 12 T
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) mengumumkan kinerja keuangan di kuartal III-2019. Bank BUMN ini mencatatkan laba bersih senilai Rp 12 triliun pada periode tersebut, atau tumbuh 4,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2018. Manajemen BBNI dalam paparan kinerja Rabu ini (23/10/2019), menyatakan laba bersih tersebut diraih setelah ditopang adanya pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) menjadi Rp 26,9 triliun pada Kuartal III-2019.
2. Q3-2019, Laba Bank Danamon Capai Rp 2,6 T, Ambles 15%
PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) mencatatkan laba bersih setelah pajak Rp 2,59 triliun pada 9 bulan pertama tahun ini atau kuartal III-2019, laba tersebut turun 15% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,038 triliun.
Dalam konferensi pers paparan kinerja Rabu ini (23/10/2019), pendapatan bunga bersih Bank Danamon juga turun tipis 1% menjadi Rp 10,71 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 10,83 triliun. Adapun pendapatan non interest income naik 5% menjadi Rp 2,56 triliun dari sebelumnya Rp 2,44 triliun.
3. PMK Cukai Rokok Resmi Dirilis, Saham Emiten Rokok Berguguran
Memasuki perdagangan sesi II di Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu ini (23/10/2019), mayoritas harga saham emiten produsen rokok terjebak di zona merah, hanya satu yakni PT Bentoel International Investama Tbk (RMBA) yang sahamnya tercatat masih menguat.
Penurunan yang dicatatkan oleh mayoritas saham emiten rokok besar kemungkinan didorong oleh rilis Peraturan Menteri Keuangan (PMK) teranyar yang menjabarkan tarif cukai hasil tembakau (CHT) baru yang akan berlaku efektif pada 1 Januari 2020.
4. Diam-diam ELTY Rilis Kinerja Semester I-2019, Tapi Ambles
Anak usaha Grup Bakrie di bidang properti, PT Bakrieland Development Tbk (ELTY) akhirnya merilis kinerja keuangan semester I tahun ini, di mana perusahaan tercatat menorehkan rapor merah alias merugi.
Keterlambatan pelaporan ini mengakibatkan Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan peringatan tertulis III denda sebesar Rp 150 juta. Hingga Rabu ini (23/10/2019) saham perusahaan juga masih dihentikan sementara perdagangannya (suspensi) di pasar tunai dan reguler.
BERLANJUT KE HAL 3>>>
5. Beredar Isu Hot, Dirut Mandiri Tiko Jadi Wamen BUMNPresiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja melantik menteri yang akan duduk di kabinet dalam lima tahun ke depan. Mayoritas merupakan nama baru, namun beberapa juga dari nama-nama lama.
Salah satu posisi yang digantikan adalah Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dari Rini Soemarno menjadi Erick Thohir. Terakhir muncul kabar, tak hanya menteri, tapi juga akan ditunjuk posisi wakil menteri.
Santer kabar di pasar, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), Kartika Wirjoatmodjo atau akrab disapa Tiko, bakal menjadi Wakil Menteri BUMN.
6. Kepastian Frekuensi, EXCL Sinyalkan Peluang Merger
Emiten telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) merespons positif terkait adanya kepastian mengenai alokasi pita frekuensi atau spektrum bila perusahaan melakukan merger. Sebelumnya kejelasan status frekuensi ini menjadi kendala operator telekomunikasi untuk saling merger.
Sekretaris Perusahaan XL Axiata, Tri Wahyuningsih, menjelaskan, pihaknya bersepakat dengan pemerintah mengenai terbukanya peluang spektrum pascamerger akan tetap dipegang operator yang meleburkan diri, karena kepastian mengenai status spektrum merupakan hal yang paling utama bagi operator.
(sef/sef) Next Article Ini Dia Sektor yang Akan Bangkit Menurut Bank Mandiri
Most Popular