Jokowi Siap Kenalkan Menteri, Rupiah Menguat 5 Hari Beruntun!

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
23 October 2019 08:49
Jokowi Siap Kenalkan Menteri, Rupiah Menguat 5 Hari Beruntun!
Foto: Ilustrasi Dolar dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah menguat 0,05% melawan dolar AS pada pembukaan perdagangan di pasar spot hari ini, Rabu (23/10/2019). Jika berhasil bertahan di zona apresiasi hingga akhir perdagangan, maka rupiah akan resmi menguat selama lima hari beruntun.

Rupiah menguat kala mata uang negara-negara Asia lainnya bergerak bervariasi, ada yang menguat, ada yang melemah, dan ada juga yang flat alias tak membukukan perubahan dibandingkan posisi kemarin (22/10/2019).

Jika dibandingkan dengan yang sama-sama menguat, apresiasi rupiah merupakan yang terbaik ketiga.



Sentimen positif bagi rupiah datang dari komentar positif yang kembali diterbar oleh China terkait hubungan dengan AS di bidang perdagangan. Wakil Menteri Luar Negeri China Le Yucheng mengatakan bahwa AS dan China telah mencapai perkembangan dalam negosiasi dagang kedua negara, seperti dilansir dari Reuters. Menurut Le, segala perbedaan yang ada antara AS dan China bisa diselesaikan selama keduanya menghormati satu sama lain.

"Selama kita saling menghormati satu sama lain dan bekerjasama dengan azaz keadilan, tidak ada perbedaan yang tak dapat diselesaikan antara China dan AS," kata Le.

"Yang China inginkan adalah memberikan kehidupan yang lebih baik bagi rakyatnya. Kami tak ingin merenggut apapun dari pihak lain. Tidaklah ada ceritanya bahwa China ingin menggantikan ataupun mengancam pihak lain," katanya guna semakin mendinginkan suasana dengan AS.

Dirinya kemudian menjelaskan bahwa AS dan China telah mencapai banyak hal melalui kerjasama selama bertahun-tahun.

"Untuk apa kita melepaskan capaian-capaian dari kerjasama tersebut?"

Jika benar AS-China bisa meneken kesepakatan dagang tahap satu pada bulan depan, tentu ini akan menjadi kabar yang sangat positif bagi perekonomian global lantaran roda perekonomian AS dan China bisa dipacu untuk berputar lebih kencang.

Asal tahu saja, kesepakatan dagang AS-China bisa menjadi kunci untuk membebaskan kedua negara dari yang namanya hard landing alias perlambatan pertumbuhan ekonomi yang signifikan.

Untuk diketahui, pada tahun 2018 International Monetary Fund (IMF) mencatat perekonomian AS tumbuh sebesar 2,857%, menandai laju pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak tahun 2015.

Pada tahun 2019, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi AS melambat menjadi 2,6%. Untuk tahun 2020, pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan kembali merosot menjadi 1,9% saja.
Beralih ke China, pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2019 diproyeksikan melandai ke level 6,2%, dari yang sebelumnya 6,6% pada tahun 2018. Pada tahun depan, pertumbuhannya kembali diproyeksikan melandai menjadi 6%.

Pada pekan lalu, China mengumumkan bahwa perekonomiannya hanya tumbuh di level 6% secara tahunan pada kuartal III-2019, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 6,1%, seperti dilansir dari Trading Economics. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III-2019 juga lebih rendah dibandingkan capaian pada kuartal II-2019 yang sebesar 6,2%.

Untuk diketahui, laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2019 yang sebesar 6,2% saja sudah merupakan laju pertumbuhan ekonomi terlemah dalam setidaknya 27 tahun, seperti dilansir dari CNBC International.

BERLANJUT KE HALAMAN 2 -> Jokowi Siap Perkenalkan Menteri
Dari dalam negeri, sentimen positif bagi rupiah datang dari perkenalan deretan menteri yang akan menghiasi kabinet Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin. Rencananya, deretan menteri di periode dua pemerintahan Jokowi akan diperkenalkan pada pagi hari ini juga.

Untuk diketahui, pada hari Senin (21/10/2019) dan Selasa (22/10/2019) Jokowi sibuk melakukan seleksi menteri. Beberapa nama dari kalangan profesional terlihat bedatangan ke Istana Negara guna berbincang dengan sang presiden, seperti Pendiri Gojek Nadiem Makarin, CEO NET Wishnutama, serta Pendiri Mahaka Group Erick Thohir.

Di sisi lain, nama-nama lama yang memiliki rekam jejak oke di periode satu pemerintahan Jokowi ikut diundang ke Istana Negara, Sri Mulyani misalnya. Pasca berada di dalam Istana Negara selama sekitar satu setengah jam, Sri Mulyani keluar dan menyampaikan jika dirinya diminta untuk tetap menjadi menteri keuangan.

"Pak Presiden minta saya sampaikan ke media untuk tetap menjadi menteri keuangan," kata Sri Mulyani di Istana Negara, Selasa (22/10/2019).

Sri Mulyani menambahkan jika dirinya diminta untuk menggunakan seluruh kebijakan untuk menjaga ketahanan ekonomi.

"Bekerja sama dengan menko perekonomian dalam rangka membangun ekonomi lebih baik," tambah Sri Mulyani.

Sri Mulyani memang merupakan salah satu nama yang begitu diinginkan pelaku pasar untuk kembali dibawa oleh Jokowi ke periode dua. Pelaku pasar yang merupakan CEO sebuah lembaga pemeringkat internasional mengatakan bahwa Sri Mulyani sudah pas ditempatnya dan ada baiknya dipertahankan sebagai menteri keuangan.

"Dua jempol untuk Sri Mulyani bisa menjaga stabilitas fiskal dan makro secara baik di tengah gempuran ketidakstabilan kondisi ekonomi global," tuturnya.

Sementara itu, kalangan bankir berpendapat sama.

"Sri Mulyani mengetahui dengan pasti kondisi keuangan negara dan tak ada lagi yang bisa menggantikannya untuk saat ini," terang salah seorang bankir senior.

Tim Riset CNBC Indonesia juga berpendapat bahwa Sri Mulyani merupakan salah satu menteri yang wajib dipertahankan oleh Jokowi.

Sepanjang periode satu pemerintahan Jokowi, Sri Mulyani mengambil keputusan yang berani dengan meningkatkan utang dalam jumlah yang besar guna membiayai pembangunan. Hal ini dilakukannya guna mengompensasi penerimaan negara yang relatif lemah lantaran perekonomian global sedang melambat.

Tambahan utang di era Jokowi yang begitu pesat banyak dialokasikan untuk membangun infrastruktur, sebuah faktor yang sangat krusial dalam memajukan sebuah perekonomian.


Walaupun secara gencar menambah utang, Sri Mulyani tetap tidak melupakan yang namanya prinsip kehati-hatian. Semenjak kembali ke Indonesia untuk menjadi menteri keuangan di pemerintahan Jokowi, defisit fiskal selalu dijaga di level yang rendah.

Setelah Sri Mulyani, giliran Basuki Hadimuljono selaku menteri PUPR di periode satu Jokowi yang menyambangi Istana Negara. Basuki menyampaikan bahwa dirinya mendapat tugas dari Jokowi untuk melanjutkan pembangunan infrastruktur. Memang, Basuki tak secara tersurat mengucapkan jabatan menteri PUPR, tapi secara tersirat bisa ditebak bahwa jabatan menteri PUPR bakal kembali diembannya.

Basuki kemudian menjelaskan dengan lebih rinci bahwa perintah dari Jokowi untuk periode kedua adalah melanjutkan pembangunan infrastruktur dan juga menghubungkan infrastruktur yang dibangun dengan kawasan khusus seperti pariwisata, industri, dan lainnya. Selain itu, juga dibahas soal progres persiapan pembangunan ibu kota baru.


Di periode satu pemerintahan Jokowi, kinerja Basuki bisa dibilang cemerlang. Deretan proyek infrastruktur nan-krusial dengan baik dieksekusi pembangunannya. Beberapa proyek bahkan sudah rampung dan bisa dinikmati masyarakat.

Tak hanya proyek jumbo macam Jalan Tol Trans Jawa dan Jalan Trans Papua, proyek-proyek lainnya macam bendungan yang secara nilai investasi bisa dibilang mini namun sesungguhnya krusial guna mestimulasi sendi-sendiri perekonomian di berbagai daerah di Indonesia, juga diamankan oleh Basuki.

Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, nama-nama yang disebutkan di atas kini sudah tiba di Istana Negara untuk diperkenalkan oleh Jokowi. Kehadiran nama-nama dari kalangan profesional beserta dengan nama-nama lama yang memiliki rekam jejak oke diharapkan akan membawa perekonomian Indonesia semakin baik di masa depan.

TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular