
Rupiah Terbaik Asia, Gara-gara Sri Mulyani Jadi Menteri Lagi?
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
22 October 2019 10:07

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menguat di kurs tengah Bank Indonesia (BI). Rupiah juga perkasa di perdagangan pasar spot, bahkan menjadi mata uang terbaik Asia.
Pada Selasa (22/10/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.058. Rupiah menguat 0,52% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Penguatan ini memperpanjang rantai apresiasi rupiah di kurs tengah BI menjadi empat hari beruntun. Selama periode tersebut, penguatan rupiah mencapai nyaris 1%.
Sementara di perdagangan pasar spot, rupiah pun setia berjalan di jalur hijau. Pada pukul 09:43 WIB, US$ 1 setara dengan Rp 14.045 di mana rupiah menguat 0,2%, terkuat sejak 10 September.
Kala pembukaan pasar, rupiah hanya mampu menguat tipis 0,02%. Seiring perjalanan, apresiasi rupiah semakin tebal.
Performa rupiah kian ciamik jika melihat para tetangganya. Ya, penguatan 0,2% sudah cukup untuk membawa rupiah menjadi mata uang terbaik di Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 09:46 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Melihat mata uang Asia yang sebagian besar melemah di hadapan dolar AS, tentu faktor domestik menjadi penopang penguatan rupiah. Sepertinya investor sedang dilanda euforia menantikan kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode II.
Kemarin, nama-nama top sudah dipanggil ke Kantor Presiden dan bersedia untuk membantu Jokowi selama lima tahun ke depan. Beberapa di antaranya adalah Mahfud MD, Nadiem Makarim, Erick Thohir, sampai Prabowo Subianto.
Hari ini, Jokowi kembali memanggil sejumlah tokoh untuk mengisi pos menteri di kabinet. Hingga pukul 09:50 WIB, yang sudah merapat ke Istana adalah Sri Mulyani Indrawati dan Syahrul Yasin Limpo.
Nama Sri Mulyani sepertinya menjadi kunci keperkasaan rupiah. Kinerja Sri Mulyani dinilai memuaskan, dan ke depan eks pejabat teras Bank Dunia ini diramal mampu mengejawantahkan program-program Jokowi, terutama di sisi perpajakan.
Misalnya, Jokowi berencana untuk memangkas tarif Pajak Penghasilan (PPh) Badan yang saat ini 25%. Ke depan, rencananya tarif turun menjadi 20%.
Baca: Jokowi, Sri Mulyani, dan PPh Badan yang Turun Jadi 20%
Stimulus fiskal ini tentu sangat dinanti oleh dunia usaha, baik di sektor riil maupun sektor keuangan. Beban PPh yang berkurang bisa menjadi modal untuk melakukan ekspansi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan konsumsi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sosok Sri Mulyani dinilai tepat untuk 'mengawal' rencana tersebut. Oleh karena itu, tidak heran pelaku pasar berbunga-bunga kala Sri Mulyani kemungkinan besar akan jadi menteri lagi, dan rasanya kembali ke Lapangan Banteng sebagai menteri keuangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Pada Selasa (22/10/2019), kurs tengah BI atau kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.058. Rupiah menguat 0,52% dibandingkan posisi hari sebelumnya.
Penguatan ini memperpanjang rantai apresiasi rupiah di kurs tengah BI menjadi empat hari beruntun. Selama periode tersebut, penguatan rupiah mencapai nyaris 1%.
Kala pembukaan pasar, rupiah hanya mampu menguat tipis 0,02%. Seiring perjalanan, apresiasi rupiah semakin tebal.
Performa rupiah kian ciamik jika melihat para tetangganya. Ya, penguatan 0,2% sudah cukup untuk membawa rupiah menjadi mata uang terbaik di Asia.
Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 09:46 WIB:
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Melihat mata uang Asia yang sebagian besar melemah di hadapan dolar AS, tentu faktor domestik menjadi penopang penguatan rupiah. Sepertinya investor sedang dilanda euforia menantikan kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode II.
Kemarin, nama-nama top sudah dipanggil ke Kantor Presiden dan bersedia untuk membantu Jokowi selama lima tahun ke depan. Beberapa di antaranya adalah Mahfud MD, Nadiem Makarim, Erick Thohir, sampai Prabowo Subianto.
Hari ini, Jokowi kembali memanggil sejumlah tokoh untuk mengisi pos menteri di kabinet. Hingga pukul 09:50 WIB, yang sudah merapat ke Istana adalah Sri Mulyani Indrawati dan Syahrul Yasin Limpo.
Nama Sri Mulyani sepertinya menjadi kunci keperkasaan rupiah. Kinerja Sri Mulyani dinilai memuaskan, dan ke depan eks pejabat teras Bank Dunia ini diramal mampu mengejawantahkan program-program Jokowi, terutama di sisi perpajakan.
Misalnya, Jokowi berencana untuk memangkas tarif Pajak Penghasilan (PPh) Badan yang saat ini 25%. Ke depan, rencananya tarif turun menjadi 20%.
Baca: Jokowi, Sri Mulyani, dan PPh Badan yang Turun Jadi 20%
Stimulus fiskal ini tentu sangat dinanti oleh dunia usaha, baik di sektor riil maupun sektor keuangan. Beban PPh yang berkurang bisa menjadi modal untuk melakukan ekspansi, menciptakan lapangan kerja, meningkatkan konsumsi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sosok Sri Mulyani dinilai tepat untuk 'mengawal' rencana tersebut. Oleh karena itu, tidak heran pelaku pasar berbunga-bunga kala Sri Mulyani kemungkinan besar akan jadi menteri lagi, dan rasanya kembali ke Lapangan Banteng sebagai menteri keuangan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji) Next Article Keren! Penguatan Rupiah Nomor Wahid di Dunia
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular