
Butuh Tambahan Modal Kredit, BTPN Terbitkan Obligasi Rp 5 T
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
21 October 2019 13:04

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank BTPN Tbk (BTPN) berencana menerbitkan obligasi senilai total Rp 5 triliun dalam 2 tahun ke depan dengan tujuan penggunaan dana untuk ekspansi kredit, yang akan dilakukan melalui program penerbitan obligasi berkelanjutan IV.
Dalam penerbitan obligasi berkelanjutan IV/tahap I/2019, perseroan akan menerbitkan sejumlah Rp 1 triliun yang penawaran awalnya mulai dilakukan hari ini (21/10/19) hingga 4 November. Hal itu tertuang dalam prospektus yang disampaikan perseroan di situs Bursa Efek Indonesia hari ini, yang belum memunculkan besaran kupon yang ditawarkan kepada calon investor.
Obligasi berkelanjutan IV/tahap I/2019 itu ditawarkan dalam dua seri, atau dua tranches, di mana seri A bertenor 3 tahun dan seri B bertenor 5 tahun dengan peringkat ekspektasi AAA(idn) dari PT Fitch Ratings Indonesia. Sekuritas yang bertindak sebagai penjamin emisi penerbitan (underwriter) adalah PT BCA Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Nikko Sekuritas Indonesia, dan PT OCBC Sekuritas Indonesia.
Dengan asunmsi penerbitan tersebut sukses digelar dan sesuai jadwal akan dicatatkan di bursa pada 27 November ditambah senilai Rp 1 triliun akan diterbitkan setiap semester hingga akhir 2020, maka obligasi yang diterbitkan perseroan akan mengalami level tertinggi yaitu Rp 5 triliun.
Angka tertinggi itu kemungkinan besar akan tercapai pada laporan keuangan Desember 2021, dengan asumsi tidak ada penerbitan efek utang lain lagi ke depannya oleh bank yang dipimpin Ongki Wanadjati Dana tersebut.
Pada November 2022 yang akan tercatat pada Desember pada laporan yang sama, obligasi berkelanjutan IV/tahap I/Seri A yang bertenor 3 tahun akan jatuh tempo.Saat ini, perseroan masih memiliki beban obligasi berkelanjutan III/tahap II/seri B senilai Rp 900 miliar dan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia senilai Rp 1,3 triliun.
Obligasi berkelanjutan III/tahap II/seri B BTPN akan jatuh tempo pada Oktober 2020 dan MTN Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada 14 Juni 2020.
MTN dan kinerja Sumitomo Mitsui Indonesia dikonsolidasikan ke dalam pembukuan BTPN karena adanya akuisisi dari Sumitomo Mitsui Banking Corp (SMBC) asal Jepang yang menghasilkan dilesapkannya Sumitomo Mitsui Indonesia ke dalam BTPN sebagai entitas penyintas (survival entity). Akuisisi dan penggabungan usaha itu berlaku efektif pada 1 Februari 2019.
Per Juni, aset emiten tercatat Rp 186,69 triliun dengan liabilitas Rp 149,05 triliun dan ekuitas Rp 30,44 triliun. Perseroan mencatatkan pendapatan bunga (dan syariah) bersih Rp 5,18 triliun dan laba atribusi induk Rp 1,23 triliun pada periode yang sama.
Siang ini, saham BTPN naik 1,28% menjadi Rp 3.170/unit saham dan membentuk kapitalisasi pasarnya Rp 25,56 triliun hingga menjelang jeda siang ini. Meskipun hari ini naik kencang ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya naik 0,3%, saham emiten masih terkoreksi 7,85% sejak awal tahun.
TIM RISET CNBC INDONESI
(irv/hps) Next Article Galang Dana untuk Ekspansi, BTPN Rilis Obligasi Rp 1 Triliun
Dalam penerbitan obligasi berkelanjutan IV/tahap I/2019, perseroan akan menerbitkan sejumlah Rp 1 triliun yang penawaran awalnya mulai dilakukan hari ini (21/10/19) hingga 4 November. Hal itu tertuang dalam prospektus yang disampaikan perseroan di situs Bursa Efek Indonesia hari ini, yang belum memunculkan besaran kupon yang ditawarkan kepada calon investor.
Obligasi berkelanjutan IV/tahap I/2019 itu ditawarkan dalam dua seri, atau dua tranches, di mana seri A bertenor 3 tahun dan seri B bertenor 5 tahun dengan peringkat ekspektasi AAA(idn) dari PT Fitch Ratings Indonesia. Sekuritas yang bertindak sebagai penjamin emisi penerbitan (underwriter) adalah PT BCA Sekuritas, PT Mandiri Sekuritas, PT Nikko Sekuritas Indonesia, dan PT OCBC Sekuritas Indonesia.
Dengan asunmsi penerbitan tersebut sukses digelar dan sesuai jadwal akan dicatatkan di bursa pada 27 November ditambah senilai Rp 1 triliun akan diterbitkan setiap semester hingga akhir 2020, maka obligasi yang diterbitkan perseroan akan mengalami level tertinggi yaitu Rp 5 triliun.
Pada November 2022 yang akan tercatat pada Desember pada laporan yang sama, obligasi berkelanjutan IV/tahap I/Seri A yang bertenor 3 tahun akan jatuh tempo.Saat ini, perseroan masih memiliki beban obligasi berkelanjutan III/tahap II/seri B senilai Rp 900 miliar dan surat utang jangka menengah (medium term notes/MTN) PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia senilai Rp 1,3 triliun.
Obligasi berkelanjutan III/tahap II/seri B BTPN akan jatuh tempo pada Oktober 2020 dan MTN Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada 14 Juni 2020.
MTN dan kinerja Sumitomo Mitsui Indonesia dikonsolidasikan ke dalam pembukuan BTPN karena adanya akuisisi dari Sumitomo Mitsui Banking Corp (SMBC) asal Jepang yang menghasilkan dilesapkannya Sumitomo Mitsui Indonesia ke dalam BTPN sebagai entitas penyintas (survival entity). Akuisisi dan penggabungan usaha itu berlaku efektif pada 1 Februari 2019.
Per Juni, aset emiten tercatat Rp 186,69 triliun dengan liabilitas Rp 149,05 triliun dan ekuitas Rp 30,44 triliun. Perseroan mencatatkan pendapatan bunga (dan syariah) bersih Rp 5,18 triliun dan laba atribusi induk Rp 1,23 triliun pada periode yang sama.
Siang ini, saham BTPN naik 1,28% menjadi Rp 3.170/unit saham dan membentuk kapitalisasi pasarnya Rp 25,56 triliun hingga menjelang jeda siang ini. Meskipun hari ini naik kencang ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hanya naik 0,3%, saham emiten masih terkoreksi 7,85% sejak awal tahun.
TIM RISET CNBC INDONESI
(irv/hps) Next Article Galang Dana untuk Ekspansi, BTPN Rilis Obligasi Rp 1 Triliun
Most Popular