Waduh! Suspensi Baru Dibuka, Saham SLIS Kena Auto Reject Lagi

tahir saleh, CNBC Indonesia
21 October 2019 11:41
Harga saham emiten perdagangan kendaraan listrik, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS), kembali menyentuh batas atas.
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten perdagangan kendaraan listrik, PT Gaya Abadi Sempurna Tbk. (SLIS), kembali menyentuh batas atas penolakan sistem perdagangan atau auto reject atas (ARA), naik 24,90%, padahal saham perusahaan baru dibuka suspensinya oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin pagi ini (21/10/2019).

Pada Jumat lalu (18/10), saham SLIS disuspensi atau dihentikan sementara perdagangan setelah sahamnya bergerak naik signifikan. 

"Penghentian sementara perdagangan saham SLIS dilakukan di pasar reguler dan pasar tunai untuk memberi waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambil keputusan investasi di saham SLIS," tulis pengumuman BEI, Jumat lalu.


Data perdagangan pukul 11.33 WIB, Senin ini, saham SLIS melesat 24,90% di level Rp 1.530/saham. Dengan masuk rentang harga Rp 200-Rp 5.000, artinya saham SLIS kena auto reject karena menguat maksimal dalam sehari 25%.

Saham SLIS sebetulnya baru dicatatkan di BEI pada Senin 7 Oktober lalu. Saat pencatatan perdana (listing), saham SLIS juga mengalami auto reject atas setelah melesat 69,57% ke level Rp 195/saham dari harga pembukaan Rp 115/saham.

Direktur Operasional Gaya Abadi Sempurna Wilson Teoh mengatakan bisnis perusahaan saat ini sebetulnya potensial seiring dengan upaya pemerintah dalam mendorong penggunaan kendaraan ramah lingkungan, termasuk kendaraan listrik.


Hanya saja kesadaran masyarakat Indonesia saat ini untuk menggunakan kendaraan listrik (electronic vehicle/EV) masih cukup rendah. Hal ini menjadi salah satu penyebab belum maksimalnya kapasitas produksi di pabrik milik perusahaan saat ini.

Peningkatan kesadaran masyarakat ini masih butuh dukungan promosi dan sokongan pemerintah untuk menggalakkan penggunaan EV di Indonesia.

"Tantangannya adalah awareness [kesadaran] terkait kendaraan listrik ini belum terlalu tinggi. Kita aktif promosi, kita mengharapkan dukungan pemerintah memberikan arahan atau turunan Perpres [Peraturan Presiden] ini supaya mempercepat kendaraan listrik," kata Wilson di Gedung BEI, Jakarta, Senin (7/10/2019), usai listing ketika itu.

Terkait dengan saham, SLIS melepas 500 juta saham atau 25% dari modal disetor pada saat penawaran perdana saham (initial public offering/IPO) sehingga meraup dana segar Rp 57,50 miliar.

SLIS melalui anak usahanya menjual kendaraan ramah lingkungan energi listrik dalam berbagai jenis, seperti sepeda motor listrik, gold cart listrik, bajaj listrik, balancing scooter, kursi roda lipat listrik dan robot vacum cleaner.

Tahun ini perusahaan memproyeksikan pendapatan Rp 300 miliar dan laba bersih Rp 20 miliar hingga akhir tahun ini. Seiring dengan pertumbuhan perusahaan pada 2023 nanti, penjualan diproyeksikan dapat mencapai Rp 700 miliar dan laba bersih Rp 67 miliar.

Resmi IPO, ini strategi bisnis SLIS

 

 


(tas/hps) Next Article Emiten Kendaraan Listrik Ini Resmi Listing, Prospeknya Piye?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular