Laba Unilever Anjlok, Bank Terbesar Dunia Rights Issue di BEI

Monica Wareza, CNBC Indonesia
18 October 2019 07:07
Laba Unilever Anjlok, Bank Terbesar Dunia Rights Issue di BEI
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC IndonesiaIndeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Kamis (17/10/2019), di zona hijau. Pada pembukaan perdagangan, IHSG menguat tipis 0,005% ke level 6.169,9. Per akhir sesi satu, indeks saham acuan di Indonesia tersebut telah memperlebar penguatannya menjadi 0,13% ke level 6.177,58.

Di sesi dua, IHSG sempat terpeleset ke zona merah untuk beberapa saat, sebelum kemudian merangsek kembali ke zona hijau. Per akhir sesi dua, IHSG menguat 0,19% ke level 6.181,01.



IHSG menguat kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia justru ditransaksikan di zona merah: indeks Nikkei turun 0,09%, indeks Shanghai melemah 0,05%, indeks Straits Times jatuh 0,26%, dan indeks Kospi terkoreksi 0,23%.

Terdapat sejumlah aksi yang dilakukan emiten pada perdagangan kemarin yang layak disimak sebelum pembukaan perdagangan pagi ini.

1. Waduh! Laba Unilever Anjlok 24,37% di Q3, Ada Apa?

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) hari ini menyampaikan laporan keuangan kuartal III-2019. Hasilnya, laba bersih perusahaan barang konsumsi (consumer goods) terbesar di Indonesia ini turun cukup besar.

Berdasarkan laporan keuangan yang disampaikan perseroan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis ini (17/10/2019) tercatat laba bersih perseroan drop hingga 24,37% menjadi Rp 5,51 triliun.

Pada periode yang sama 2018, laba UNVR tercatat sebesar Rp 7,28 triliun.

2. Anak Usaha Bank Terbesar di Dunia Ini Rights Issue di BEI

PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk. (MCOR) atau CCB Indonesia, anak usaha salah satu bank terbesar dunia yakni CCB, melakukan penambahan modal melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.

Penggunaan dana dari rights issue untuk memperkuat struktur permodalan agar menjadi bank kategori Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) III atau bank dengan modal inti antara Rp 5 triliun - Rp 30 triliun.


BERLANJUT KE HAL 2 >>>>


3. Wow! Saham Tower Bersama Ditransaksikan Jumbo Lagi Rp 536 M

Saham PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) ditransaksikan jumbo lagi di pasar negosiasi senilai Rp 536,53 miliar pada perdagangan hari ini, Kamis (17/10/2019). Nilai transaksi itu 8 kali nilai transaksi di pasar reguler yang hanya Rp 67,08 miliar.

Transaksi negosiasi jumbo sudah terjadi setidaknya tiga kali di tahun 2019 ini.

Data transaksi perdagangan saham hari ini (17/10/19) menunjukkan saham tersebut ditransaksikan dalam tiga transaksi pada periode pasca-penutupan (after closing), dan salah satu yang terbesar dilakukan senilai Rp 523,83 miliar. Ketiga transaksi terindikasi transaksi crossingtutup sendiri karena terjadi di antara dua sekuritas yang sama antara penjual dan pembelinya.

4. Refinancing & Genjot Kredit, BNI Terbitkan Global Bond Rp 7 T

Emiten bank pelat merah, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berencana menerbitkan instrumen surat utang global senilai US$ 500 juta atau sekitar Rp 7 triliun pada triwulan pertama tahun depan.

Rencana penerbitan obligasi ini sudah mengemuka sejak Maret lalu, namun belum terealisasi karena berbagai pertimbangan perseroan.

Direktur Tresuri dan Internasional Bob Tyasika Ananta menyampaikan, dana hasil penerbitan surat utang global itu akan dipakai untuk refinancing dan sebagian untuk penyaluran kredit.

5. Bank Mantap Tawarkan Bonds Berkelanjutan Perdana Rp 1 triliun

PT Bank Mandiri Taspen (Bank Mantap), anak usaha patungan antara PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan BUMN pengelola dana pensiun pegawai negeri PT Taspen, berencana menerbitkan obligasi berkelanjutan perdana senilai Rp 1 triliun dalam waktu dekat.

Nilai penerbitan tersebut merupakan bagian dari rencana penerbitan obligasi berkelanjutan I (shelf registration I) yang dapat diikuti dengan penerbitan lain sewaktu-waktu asal nilainya tidak lebih dari Rp 4 triliun hingga 2 tahun ke depan.
BERLANJUT KE HAL 3>>>>


6. Wah! Sinar Mas Bakal Jadi Pemegang Saham CCB Indonesia


Grup usaha Sinar Mas, PT Sinar Mas Multiartha Tbk. (SMMA) akan menjadi salah satu pemegang saham PT Bank China Construction Bank Indonesia Tbk. (MCOR) atau CCB Indonesia, setelah menjadi pembeli siaga (standby buyer) dari penerbitan saham baru melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue CCB Indonesia.

Entitas anak Sinar Mas Group ini akan menyerap sisa saham rights issue, jika para pemegang saham yang memiliki HMETD tidak merealisasikan haknya untuk menebus saham baru dari bank hasil merger PT Bank Windu Kentjana International Tbk. dan PT Bank Antardaerah pada 2016 itu.

7. Merpati Mau Bangkit Lagi? Begini Kinerjanya Sebelum Tutup

PT Merpati Nusantara Airlines (MNA) kembali ramai di publik jelang pelantikan kabinet Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada 20 Oktober mendatang.

Maskapai yang didirikan pada 6 September 1962 dan ditutup sejak 1 Februari 2014 itu memang mendapat angin segar untuk menjalankan kini bisnis kargo udara kembali setelah pada Rabu kemarin (16/10/2019), manajemen Merpati meneken kerja sama dengan 10 perusahaan BUMN.

Secara B to B, Merpati bekerjasama dengan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) untuk pengiriman kargo udara. Namun Direktur Utama Merpati Airlines Asep Eka Nugraha belum bisa memastikan kapan maskapai tersebut akan kembali mengudara.

8. KPAL Digugat Pailit, Berapa Utang Perseroan ke Cable Source?

Bursa Efek Indonesia (BEI) memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham(suspensi) PT Steadfast Marine Tbk (KPAL) di semua pasar, mulai sesi II Rabu kemarin (16/10/2019). Suspensi ini dilakukan lantaran adanya pernyataan pailit atas Steadfast Marine oleh Cable Source Pte Ltd, pemasok dari perseroan.

Lantas bagaimana awal mula permohonan pailit ini?

Sekretaris Perusahaan Steadfast Marine Mulyadi Chandra mengatakan permohonan pailit itu diajukan oleh Cable Source dengan nomor perkara 47/Pdt.Sus-Pailit/2019/PN NiagaJkt.Pst tanggal 13 September 2019, PN Niaga Jakarta Pusat.

9. Erick Thohir Jadi Menteri? Saham ABBA Melesat 13%

Harga saham PT Mahaka Media Tbk (ABBA) pada perdagangan pagi ini, Kamis (17/10/2019) kembali melesat. Nama Erick Thohir, sang pemilik, yang dikabarkan akan menjadi menteri pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) jilid II tampaknya menjadi katalis bagi investor memborong saham ini.

Berdasarkan data perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), pada pukul 10.28 WIB, harga saham ABBA menguat 13,7% ke level Rp 182/saham. Volume perdagangan saham ABBA tercatat mencapai 162,22 juta saham senilai Rp 28,17 miliar.

10. Saham GIAA Mulai Terkikis, Garuda Caplok 51% Saham Sriwijaya?

Harga saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) melemah tipis pada perdagangan pagi ini, Kamis (17/10/2019) setelah Rabu kemarin melesat dan perlahan menuju harga saham perdana ketika tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Data BEI pukul 10.13 WIB, saham GIAA minus 1,65% di level Rp 595/saham dengan nilai transaksi Rp 3,87 miliar dan volume perdagangan 6,47 juta saham. Rabu kemarin saham GIAA menguat 8,04% di level Rp 605/saham, pelan-pelan mendekati harga saat tercatat pertama kali di BEI atau initial public offering (IPO) pada 11 Februari 2011 yakni Rp 750/saham.





Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular