Harga Batu Bara Naik, Tapi Katalisnya Tak Kuat

Tirta Widi Gilang Citradi, CNBC Indonesia
17 October 2019 11:23
Harga batu bara kontrak berjangka ICE Newcastle terapresiasi 1,25% ke level US$ 68,7/ton.
Foto: PTBA/Bukitasam.co.id
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara ditutup menguat pada perdagangan kemarin (16/10/2019). Harga batu bara kontrak berjangka ICE Newcastle terapresiasi 1,25% ke level US$ 68,7/ton.



Kenaikan harga batu bara kontrak dalam dua hari terakhir sebenarnya belum didukung oleh fundamental yang baik. Aktivitas ekspor dan impor pekan kemarin cenderung lebih rendah dari minggu sebelumnya.

Mengutip data Refinitiv, ekspor batu bara dari negara-negara di Cekungan Pasifik cenderung bervariasi. Ekspor Australia naik 628.000 ton. Ekspor batu bara RI turun 523.000 ton dan ekspor Rusia turun 76.000 ton. Sementara itu ekspor Kanada turun 24.000 ton.



Impor batu bara pun juga mengalami penurunan minggu kemarin. Impor batu bara India turun 1 juta ton. Impor batu bara China turun hampir 1,3 juta ton. Impor batu bara Jepang turun 1,76 juta ton. Impor batu bara Korea Selatan turun anjlok hampir 1 juta ton, sementara itu impor Taiwan turun 46.000 ton.



Dari segi fundamental batu bara memang masih dalam tekanan seperti dorongan politik Uni Eropa yang menghendaki pengurangan penggunaan batu bara dalam bauran energi mereka serta kemungkinan pembatasan impor China di kuartal IV-2019.

Impor batu bara India termal maupun kokas untuk bulan Oktober diprediksi mencapai 13,3 juta ton. Kalaupun impor batu bara melebihi prediksi, tetap tidak akan lebih dari 15 juta ton mengingat impor batu bara India pada bulan Agustus dan September masing-masing sebesar 15,9 juta ton dan 15,3 juta ton.

(TIM RISET CNBC INDONESIA)


(twg/hps) Next Article Harga Batu Bara Naik 1,58%, Tapi Waspada Terkoreksi Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular