
Harga Emas Naik-Turun Bak Orang Labil, Tanda Apa Ini?
Tirta Widi Gilang Citradi, CNBC Indonesia
17 October 2019 09:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot pagi ini melemah tipis. Ada beberapa sentimen yang membuat investor masih wait and see sehingga harga emas malas gerak.
Harga komoditas logam mulia diperdagangkan di level US$ 1.488,2/ troy ons pada 08.43 WIB pagi ini. Harga emas melemah 0,07% dibandingkan perdagangan kemarin (16/10/2019)
Investor masih wait and see terutama pada dua sentimen utama yang menggerakkan harga emas yaitu perang dagang Amerika Serikat (AS) -China serta keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE).
Sejak pertemuan AS dan China di Washington pada Jumat pekan lalu, ketegangan yang selama ini terjadi mulai melunak. Masih ada harapan kembali pulihnya ekonomi global saat AS-China membawa kemesraan ke meja diplomasi. Belum banyak memang yang dapat diceritakan selain penundaan tarif oleh AS dan pembelian produk agrikultur oleh China.
Kesepakatan dagang parsial itu pun banyak menimbulkan spekulasi di sana-sini. Namun keduanya masih terlihat berupaya untuk segera mengakhiri semua ini.
Melansir dari Reuters, pada Rabu kemarin (16/10/2019), presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa dirinya tidak akan menandatangani kesepakatan dagang sebelum bertemu langsung dengan presiden China, Xi Jinping di forum Asia Pasific Economic Cooperation (APEC).
Forum tersebut dijadwalkan berlangsung pada 11-17 November mendatang di Santiago, Chile dan akan dihadiri oleh Trump, Xi serta kepala negara Asia Pasifik lain. Trump juga menyampaikan kepada media di Gedung Putih bahwa partial trade deal kedua belah pihak yang diumumkan pekan lalu sedang dalam proses perumusan.
"Sedang dipersiapkan" kata Trump.
Belum lama ini juga ada kabar yang berpotensi bikin gaduh lagi yang bisa-bisa membuat kemesraan keduanya memudar.
Pada Selasa kemarin (15/10/2019), House of Representatives/DPR AS meloloskan peraturan yang akan mengakhiri status perdagangan Hong Kong dengan AS kecuali Departemen Dalam Negeri AS memberikan putusan bahwa tidak ada pelanggaran HAM dalam kasus demonstrasi Hong Kong. Sontak hal tersebut direspon China dengan nada mengancam.
Tentu hal tersebut membuat investor menjadi was-was kalau drama perang dagang ini masih akan berlanjut dan kembali menekan pertumbuhan ekonomi global.
BERLANJUT KE HALAMAN 2 >>
Harga komoditas logam mulia diperdagangkan di level US$ 1.488,2/ troy ons pada 08.43 WIB pagi ini. Harga emas melemah 0,07% dibandingkan perdagangan kemarin (16/10/2019)
Sejak pertemuan AS dan China di Washington pada Jumat pekan lalu, ketegangan yang selama ini terjadi mulai melunak. Masih ada harapan kembali pulihnya ekonomi global saat AS-China membawa kemesraan ke meja diplomasi. Belum banyak memang yang dapat diceritakan selain penundaan tarif oleh AS dan pembelian produk agrikultur oleh China.
Kesepakatan dagang parsial itu pun banyak menimbulkan spekulasi di sana-sini. Namun keduanya masih terlihat berupaya untuk segera mengakhiri semua ini.
Melansir dari Reuters, pada Rabu kemarin (16/10/2019), presiden AS Donald Trump menyampaikan bahwa dirinya tidak akan menandatangani kesepakatan dagang sebelum bertemu langsung dengan presiden China, Xi Jinping di forum Asia Pasific Economic Cooperation (APEC).
Forum tersebut dijadwalkan berlangsung pada 11-17 November mendatang di Santiago, Chile dan akan dihadiri oleh Trump, Xi serta kepala negara Asia Pasifik lain. Trump juga menyampaikan kepada media di Gedung Putih bahwa partial trade deal kedua belah pihak yang diumumkan pekan lalu sedang dalam proses perumusan.
"Sedang dipersiapkan" kata Trump.
Belum lama ini juga ada kabar yang berpotensi bikin gaduh lagi yang bisa-bisa membuat kemesraan keduanya memudar.
Pada Selasa kemarin (15/10/2019), House of Representatives/DPR AS meloloskan peraturan yang akan mengakhiri status perdagangan Hong Kong dengan AS kecuali Departemen Dalam Negeri AS memberikan putusan bahwa tidak ada pelanggaran HAM dalam kasus demonstrasi Hong Kong. Sontak hal tersebut direspon China dengan nada mengancam.
Tentu hal tersebut membuat investor menjadi was-was kalau drama perang dagang ini masih akan berlanjut dan kembali menekan pertumbuhan ekonomi global.
BERLANJUT KE HALAMAN 2 >>
Next Page
Sentimen Penggerak Harga Emas
Pages
Most Popular