Defisit Neraca Dagang Bikin Gemetar, IHSG Cuma Naik Tipis

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 October 2019 16:45
AS-China Bisa Batal Rujuk
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Di sisi lain, penguatan bursa saham Asia dibatasi oleh ketidakpastian yang menyelimuti prospek ditekennya kesepakatan dagang AS-China. Melansir CNBC International, seorang sumber menyebut bahwa China ingin bernegosiasi lebih lanjut dengan AS sebelum meneken kesepakatan dagang tahap satu antar kedua negara.

Hingga saat ini, belum jelas apakah negosiasi lebih lanjut tersebut akan digelar di Washington atau Beijing, namun sumber tersebut menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He bisa dikirim ke Washington sebelum akhir bulan ini guna meluruskan poin-poin dalam kesepakatan dagang tahap satu yang masih mengganjal di hati pihak China.

Seperti yang diketahui, AS dan China menggelar negosiasi dagang di Washington pada pekan lalu. Hasilnya, kedua belah pihak menyetujui kesepakatan dagang tahap satu yang akan diformalisasikan alias ditandatangani dalam beberapa pekan ke depan. 

Kesepakatan dagang tahap satu ini akan menjadi jawaban dari kritik AS terhadap China seputar praktik pencurian kekayaan intelektual. Selain itu, permasalahan defisit neraca dagang AS dengan China juga akan dijawab melalui kesepakatan dagang tahap satu, seiring dengan dimasukannya komitmen China untuk membeli produk agrikultur asal AS senilai US$ 40 miliar hingga US$ 50 miliar. Sebagai gantinya, AS setuju untuk membatalkan pengenaan bea masuk baru bagi produk impor asal China yang sedianya akan dieksekusi pada pekan ini.

Teranyar, AS membuat panas China pasca parlemen AS menyetujui undang-undang Hak Asasi Manusia (HAM) dan Demokrasi Hong Kong pada hari Selasa. Undang-undang HAM dan Demokrasi Hong Kong akan mengakhiri status perdagangan khusus Hong Kong dengan AS, kecuali jika Kementerian Luar Negeri AS menyatakan bahwa pemerintah Hong Kong akan menghormati HAM dan supremasi hukum atas rakyatnya.

"Jika undang-undang itu sudah benar-benar lolos sebagai sebuah hukum, ini tidak hanya menyakiti kepentingan China tapi juga hubungan AS dan China, dan juga kerusakan serius pada kepentingan AS,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Geng Shuang, dikutip dari CNBC International.

"Dengan keputusan AS yang salah ini, China akan dengan efektif melakukan serangan balik untuk dengan tegas melindungi kedaulatan, kepentingan, keamanan, dan pembangunan China."

BERLANJUT KE HALAMAN 3 -> Neraca Dagang Tekor, Rupiah Melemah Tiga Hari Beruntun

(ank/ank)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular