Analisis Teknikal

Akuisisi Menara Indosat, Begini Potensi Cuan Saham Telkom

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
15 October 2019 15:06
Aksi korporasi Telkom Group tersebut merupakan strategi bisnis guna meningkatkan kapabilitas dari sisi aspek infrastruktur telekomunikasi.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) secara resmi telah mengumumkan akuisisi 2.100 menara milik PT Indosat Tbk (ISAT) melalui anak usaha, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Aksi korporasi Telkom Group tersebut merupakan strategi bisnis guna meningkatkan kapabilitas dari sisi aspek infrastruktur telekomunikasi.

Pelaku pasar menyikapi aksi korporasi TLKM tersebut secara positif melalui pergerakan harga saham TLKM yang menguat dalam perdagangan dua hari terakhir. Namun hari ini Selasa (15/10), hingga pukul 14:25 WIB saham TLKM mengalami penurunan 30 poin atau 0,72% pada harga Rp 4.160/saham.

Nilai transaksi saham tersebut mencapai 31,9 juta unit saham senilai Rp 133,33 miliar. Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) mencapai Rp 6,94 miliar di pasar reguler. Sejak awal tahun asing masih mencatatkan net buy mencapai Rp 2,2 triliun.

Meski demikian secara teknikal saham telekomunikasi pelat merah tersebut masih dalam tren naik (uptrend) sejak awal tahun, dengan apresiasi harga sebesar 10,9%, sehingga grafik sahamnya memperlihatkan puncak-puncak harga yang bergerak semakin tinggi (higher high).

Dalam jangka menengah sahamnya mulai bergerak menyamping (sideways), terutama sejak awal Juli hingga saat ini, dengan rentang bawah penahan koreksi (support) pada level harga Rp 4.100/saham dan penghalang harga naiknya (resistance level) pada Rp 4.360/saham.

Sedangkan dalam jangka pendek, sahamnya juga masih berpotensi menguat, karena terlihat masih bergerak di atas nilai rata-rata harganya selama lima hari terakhir (moving average/MA5) meski tipis.

Indikator teknikal lainnya yakni Relative Strength Index (RSI) memperlihatkan saham tersebut baru bangkit dari level jenuh jualnya (oversold), sehingga ruang penguatannya masih cukup terbuka.

Sumber: Refinitiv

TIM RISET CNBC INDONESIA


(yam/hps) Next Article Wow! Sepanjang Hari Saham Telkom Diobral Asing Capai Rp 211 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular