Harga Anjlok, Apakah Produsen CPO Banyak Lakukan PHK?

Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
15 October 2019 14:06
Harga CPO Drop, tapi tak ada PHK di industri CPO
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) kembali menunjukkan tren penurunan sejak pertengahan September 2019. Memasuki kuartal ketiga 2019, harga CPO dunia sempat terlihat pulih, tetapi belum bisa memperbaiki kinerja industri secara keseluruhan.

Meskipun harga anjlok, rupanya emiten produsen CPO tidak banyak melakukan pengurangan karyawan. Berdasarkan data laporan keuangan emiten CPO yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, mayoritas malah menambah jumlah pekerja dan tidak banyak melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).



Sepanjang tahun berjalan, harga minyak sawit mentah dunia kontrak berjangka 3 bulan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange (BMDEX) secara rata-rata turun 9,63% secara tahunan, di mana rata-rata koreksi harga terdalam terjadi di kuartal kedua 2019 yang membukukan penurunan hingga 13,2%.

Lembaga pemeringkat internasional, Fitch Ratings (Fitch), dalam laporan yang dirilis pada 2 Oktober 2019 menyebutkan bahwa harga CPO yang secara konsisten terus menurun di kuartal kedua 2019, telah menyakiti perolehan laba produsen sawit di kawasan Asia. Penurunan harga CPO juga meningkatkan beban pembiayaan perusahaan.

Fitch memproyeksi beban pembiayaan produsen sawit akan terus meningkat seiring dengan rendahnya potensi pemulihan harga sawit secara signifikan karena lesunya permintaan global dan tingginya persediaan disokong oleh produksi yang kuat terutama di paruh kedua tahun ini.

Lebih lanjut, sejatinya hingga akhir Juni 2019, kinerja keuangan dari emiten produsen sawit Tanah Air memang mengkhawatirkan dengan mayoritas membukukan penurunan laba. Bahkan ada yang berbalik rugi, yakni PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT), PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO) dan PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP)

Uniknya, di tengah kondisi kinerja keuangan yang lesu, terlihat bawah mayoritas produsen sawit tidak memangkas jumlah karyawan, malah justru terjadi peningkatan.



Dalam 6 bulan pertama di 2019, PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) terlihat menambah jumlah karyawan hingga 2.221 orang menjadi 19.1612 orang alias naik 12,77% jika dibandingkan dengan jumlah karyawan di akhir tahun 2018.

Padahal pada paruh pertama tahun ini, perolehan keuntungan DSNG turun 39,12% secara tahunan menjadi Rp 68,54 miliar dari sebelumya Rp 112,57 miliar.

Sementara itu, produsen sawit yang tercatat mengurangi jumlah karyawannya sepanjang semester I-2019 adalah PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) dengan penurunan masing-masing 58 orang dan 441 orang.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Harga Reli, Layak kah Saham CPO Dipilih? Simak Kinerja Emiten

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular