
AS-China Damai, Rupiah Bisa Menguat Lewati Rp 14.100/US$!
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
14 October 2019 12:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (14/10/19) hingga mendekati level Rp 14.100/US$.
Rupiah langsung menguat 0,09% ke level Rp 14.110/US$ begitu perdagangan hari ini dibuka. Level tersebut sekaligus menjadi yang terkuat pada hari ini. Seiring berjalannya waktu, Mata Uang Garuda menipiskan penguatan, bahkan sempat melemah 0,08% ke level Rp 14.135/US$, sebelum kembali menguat ke Rp 14.110/US$ pada pukul 12:00 WIB.
Damai dagang AS dengan China membuat selera terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar meningkat, dan rupiah mendapat "rezeki". Kesepakatan dagang kedua negara pada Jumat (11/10/19) juga memunculkan harapan akan membaiknya pertumbuhan ekonomi global sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terakselerasi.
Presiden AS, Donald Trump, bersama Wakil Perdana Menteri China, Lie He, Jumat pekan lalu waktu Washington mengumumkan jika perundingan kedua negara memberikan hasil "kesepakatan fase satu yang sangat substansial", sebagaimana dilansir CNBC International.
Trump menambahkan "fase dua akan dimulai segera" setelah fase pertama ditandatangani. Menurut Trump, porsi pertama dalam kesepakatan dagang kali ini akan dibuat dalam tiga pekan ke depan, termasuk di dalamnya properti intelektual, jasa keuangan, serta rencana pembelian produk pertanian AS oleh China senilai US$ 40 miliar-US$ 50 miliar.
Dengan deal kali ini, artinya bea masuk yang rencananya dikenakan ke China pada 15 Oktober nanti resmi ditunda, untuk sementara tidak ada lagi kenaikan bea importasi dari kedua negara.
Perang dagang kedua negara sudah berlangsung lebih dari satu tahun, dan menjadi pemicu utama pelambatan ekonomi dunia. Tidak hanya melambat, beberapa negara juga terancam mengalami resesi, termasuk sang Negara Adikuasa.
Pelambatan ekonomi serta ancaman resesi di AS membuat bank sentralnya (Federal Reserve/The Fed) memangkas suku bunga dua kali di tahun ini, dan diprediksi akan kembali melakukan pemangkasan di akhir bulan ini.
Data dari piranti FedWatch milik CME Group menunjukkan terhadap probabilitas sebesar 73,2% The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,5-1,75% pada 30 Oktober (31 Oktober dini hari WIB).
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Rupiah langsung menguat 0,09% ke level Rp 14.110/US$ begitu perdagangan hari ini dibuka. Level tersebut sekaligus menjadi yang terkuat pada hari ini. Seiring berjalannya waktu, Mata Uang Garuda menipiskan penguatan, bahkan sempat melemah 0,08% ke level Rp 14.135/US$, sebelum kembali menguat ke Rp 14.110/US$ pada pukul 12:00 WIB.
Damai dagang AS dengan China membuat selera terhadap risiko (risk appetite) pelaku pasar meningkat, dan rupiah mendapat "rezeki". Kesepakatan dagang kedua negara pada Jumat (11/10/19) juga memunculkan harapan akan membaiknya pertumbuhan ekonomi global sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa terakselerasi.
Presiden AS, Donald Trump, bersama Wakil Perdana Menteri China, Lie He, Jumat pekan lalu waktu Washington mengumumkan jika perundingan kedua negara memberikan hasil "kesepakatan fase satu yang sangat substansial", sebagaimana dilansir CNBC International.
Trump menambahkan "fase dua akan dimulai segera" setelah fase pertama ditandatangani. Menurut Trump, porsi pertama dalam kesepakatan dagang kali ini akan dibuat dalam tiga pekan ke depan, termasuk di dalamnya properti intelektual, jasa keuangan, serta rencana pembelian produk pertanian AS oleh China senilai US$ 40 miliar-US$ 50 miliar.
Dengan deal kali ini, artinya bea masuk yang rencananya dikenakan ke China pada 15 Oktober nanti resmi ditunda, untuk sementara tidak ada lagi kenaikan bea importasi dari kedua negara.
Perang dagang kedua negara sudah berlangsung lebih dari satu tahun, dan menjadi pemicu utama pelambatan ekonomi dunia. Tidak hanya melambat, beberapa negara juga terancam mengalami resesi, termasuk sang Negara Adikuasa.
Pelambatan ekonomi serta ancaman resesi di AS membuat bank sentralnya (Federal Reserve/The Fed) memangkas suku bunga dua kali di tahun ini, dan diprediksi akan kembali melakukan pemangkasan di akhir bulan ini.
Data dari piranti FedWatch milik CME Group menunjukkan terhadap probabilitas sebesar 73,2% The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 1,5-1,75% pada 30 Oktober (31 Oktober dini hari WIB).
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular