Kalau Tak Ada Kemesraan AS-China, Rupiah Mungkin Sudah Merah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
14 October 2019 09:19
Rupiah Tertolong Damai Dagang Fase I
Ilustrasi Dolar AS dan Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Meski begitu, rupiah masih bisa berharap kepada sentimen eksternal yang sangat positif. Pagi ini, mayoritas mata uang utama Asia mampu menguat terhadap dolar AS.

Berikut perkembangan kurs dolar AS terhadap mata uang utama Benua Kuning pada pukul 09:04 WIB:

 

Pasar keuangan Asia sedang berbunga-bunga, karena AS-China yang semakin mesra. Pekan lalu, kedua negara mengadakan dialog dagang di Washington dan hasilnya sangat memuaskan.

Seperti dikutip dari Reuters, AS-China sepakat untuk meningkatkan volume perdagangan, mengatasi isu nilai tukar mata uang, dan beberapa aspek terkait perlindungan hak atas kekayaan intelektual. Ini adalah sebuah kemajuan besar, langkah awal untuk mengakhiri perang dagang yang terjadi selama 15 bulan terakhir.


"Sepertinya kami sudah saling memahami mengenai isu-isu yang krusial. Kami sudah menyelesaikan begitu banyak dokumen, tetapi memang masih banyak hal yang harus dilakukan," kata Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS, seperti diwartakan Reuters.

Presiden AS Donald Trump menyebut Washington dan Beijing sudah menyelesaikan fase pertama dari kesepakatan damai dagang. Hasil yang positif ini membuat dirinya memutuskan untuk menunda pemberlakuan kenaikan bea masuk untuk impor produk-produk made in China senilai US$ 250 miliar.

"Kesepakatan kami dengan China adalah mereka akan SEGERA membeli banyak produk pertanian AS, tidak perlu menunggu sampai 3-4 pekan. MEREKA SUDAH MEMULAINYA! Hal lain seperti bidang keuangan dan sebagainya akan mulai dipersiapkan.

"Saya sepakat untuk tidak menaikkan tarif bea masuk dari 25% menjadi 30% pada 15 Oktober. Hubungan dengan China sangat baik, kami telah menyelesaikan fase pertama dari kesepakatan, dan segera berlanjut ke fase kedua. Fase pertama bisa ditandatangani segera!" cuit Trump melalui utas (thread) di Twitter.

Tidak hanya AS, China pun sangat senang dengan hasil perundingan di Washington. Mengutip tajuk di kantor berita Xinhua, kedua negara bertekad untuk melanjutkan upaya menuju kesepakatan dagang yang bersifat final.

"Perundingan berlangsung konstruktif, jujur, dan efisien. Perlu dicatat bahwa kedua pihak berkomitmen untuk menuju resolusi. Tidak mungkin mencapai resolusi jika terus menekan pihak China," tulis tajuk di Xinhua, seperti dikutip oleh Reuters.


Harapan akan damai dagang AS-China membumbung tinggi di pasar keuangan Asia. Jika AS-China benar-benar sudah damai, jalan ke arah sana sudah dirintis, maka rantai pasok global yang sekarang rusak akan pulih kembali. Perdagangan, investasi, dan pertumbuhan ekonomi dunia yang saat ini melambat dan bahkan terancam resesi akan bersemi lagi.

Perkembangan ini tentu membuat pelaku pasar enggan bermain aman, aset-aset berisiko di negara berkembang menjadi sasaran utama. Akibatnya, mata uang Asia ramai-ramai menguat, termasuk rupiah.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular