Bagaimana Arah Fed Funds Rate Akhir Oktober? Ini 5 Faktornya

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
14 October 2019 10:10
Lima Faktor yang Pengaruhi Fed Funds Rate
Foto: Gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve, Jerome Powell
Meski demikian, untuk menggunakan senjata moneter terakhir yaitu penurunan suku bunga, sebetulnya ada beberapa indikator lain yang perlu disimak lagi oleh pasar.

Faktor yang paling utama dan pertama, adalah kondisi perang dagang AS dengan China, atau dengan Eropa, dengan negara lain, atau kondisi global lain.


Jika kondisi global, baik dari sisi ekonomi, politik, dan keamanan tidak kondusif bagi AS, maka tentu akan menekan kondisi di dalam Negeri Paman Sam akan semakin berkontraksi dan membuat kondisi tidak kondusif. Jika kontraksi tetap terjadi, maka alasan The Fed untuk penurunan suku bunga tentu semakin besar.

Karena itu, setiap perkembangan perundingan akan sangat menjadi perhatian pelaku pasar dan dunia, yang tentunya akan menentukan langkah mereka selanjutnya.

Kedua, faktor kedua inflasi, yang datanya keluar pada 19 September lalu dan menjadi dorongan bagi diturunkannya suku bunga acuan.

Faktor ketiga, adalah angka tenaga kerja non-pertanian (non-farm payroll) September yang sudah keluar pada 4 Oktober. Data tersebut menunjukkan pertumbuhan tenaga kerja melambat, yaitu menjadi hanya 136.000 orang, di bawah bulan sebelumnya 168.000 orang sekaligus ekspektasi pelaku pasar yang 'kadung' memprediksi 145.000 orang.

Keempat, adalah faktor paling dihindari pasar saat ini, yaitu jika Trump mengeluarkan pernyataan-pernyataan yang dapat mengacaukan seluruh kondisi ekonomi, sosial, dan keamanan yang sebelumnya sudah dinanti-nantikan.

Salah satu manuver terakhir dari Trump yang "entah dari mana" adalah ketika menjatuhkan sanksi kepada 28 perusahaan China pada 9 Oktober. Mereka dimasukkan ke daftar entitas yang dipantau Kementerian Keuangan AS dan dilarang berhubungan bisnis dengan entitas AS, kecuali seizin Washington DC.


Padahal, perundingan yang dinanti-nanti pasar akan terjadi sehari setelah pengenaan sanksi, atau 10 Oktober. Demikian juga dengan sanksi terhadap beberapa pejabat China atas tuduhan melakukan pelanggaran hak asasi manusia kepada kelompok etnis minoritas muslim Uighur dan lainnya di Xinjiang.

Hal tersebut justru disambut dengan Retaliasi Versi II oleh China yang bukannya mundur, tetap malah meluncurkan sanksi balasan yaitu rencana pengetatan pemberian visa bagi warga negara AS, terutama yang memiliki hubungan dengan kelompok-kelompok anti-China.

Sebagai faktor tambahan sekaligus penentu karena menjadi poin kelima, pekan ini AS justru membuka opsi untuk melakukan pembelian (buyback) obligasi pemerintah (US Treasury) dari pasar. Harapannya adalah untuk bank sentral dapat menyuntikkan likuiditas ke pasar keuangan tanpa perlu menurunkan suku bunga.

Langkah tersebut melengkapi kebijakan sebelumnya yaitu gadai (repo) obligasi milik perbankan sehingga dana peminjaman bank sentral dapat disalurkan kepada sistem keuangan melalui jalur kredit perbankan, yang juga menjadi jamu ringan untuk mengurangi tekanan kredit di masyarakat.

Jika jamu tadi berhasil membuat obat mujarab si suku bunga akhirnya berhasil ditahan kembali dan belum dinilai perlu, maka jangan gundah dulu. Karena kalaupun benar jika suku bunga AS stagnan, maka itu artinya kondisi ekonomi AS belum terlalu sakit.

Sebaliknya, jika Fed Fund Rate turun, jangan terlalu bersenang-senang juga karena jika obat paling mujarab sudah dikeluarkan maka penyakit yang sudah melanda tentu bukanlah hanya flu biasa, sehingga kesembuhan totalnya dari kondisi ekonomi akan lebih menantang lagi ke depannya.

Demi melihat dua dari lima indikator sudah negatif dan satu faktor tambahan yaitu rencana buyback The Fed, maka akan lebih mudah untuk memprediksi kondisi ekonomi AS stabil. Dus, The Fed tidak perlu memangkas suku bunga dan bisa mengambil langkah moneter lain yang dosisnya lebih kecil sembari memantau intensif perkembangan dunia.

Diharapkan, kondisi itu justru akan membuat pasar keuangan nyaman, asalkan tidak terlalu banyak guncangan dari faktor lain yang datang dan merusak kondisi pasar.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular