
Dolar Singapura Turun dari Level Terkuat 7 Pekan Lawan Rupiah
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 October 2019 18:13

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Australia melemah melawan rupiah pada perdagangan Jumat (11/10/19) setelah mencapai level terkuat 7 pekan, tepatnya sejak 21 Agustus. Dolar Singapura melemah 0,11% ke level Rp 10.273,51/SG$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Harapan akan adanya damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China menjadi penggerak hari ini. Harapan semakin membuncah sejak Kamis waktu AS kemarin, saat perundingan dagang kedua negara resmi dimulai.
Presiden AS Donald Trump, melalui akun Twitternya mengatakan akan bertemu langsung dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He. "Hari besar negosiasi dengan China. Mereka ingin membuat kesepakatan, apakah saya juga? Saya akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri besok di Gedung Putih," katanya sebagaimana dikutip dari CNBC International.
Selanjutnya Presiden AS ke-45 ini juga mengatakan perundingan kali ini berjalan sangat baik. "Saya pikir ini berjalan sangat baik. Saya akan katakan, ini berjalan sangat baik" kata Presiden Trump di Washington sebelum bertolak ke Minnesota untuk berkampanye, sebagaimana dilansir CNBC International.
Singapura merupakan salah satu negara yang terkena dampak paling besar dari perang dagang AS-China, perekonomiannya terancam resesi. Pada Agustus, pemerintah Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 0%-1% dibandingkan proyeksi sebelumnya 1,5%-2,5%.
Sementara awal bulan lalu, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing mengatakan Singapura kemungkinan bisa lepas dari jurang resesi. Namun, dia juga mengakui kondisi eksternal saat ini dapat menyeret turun prospek pertumbuhan ekonomi.
Maka tentunya besar harapan akan adanya kesepakatan dagang AS-China agar ekonomi Singapura bisa bangkit kembali.
Namun hingga ada hasil resmi negosiasi dagang AS-China, pelaku pasar tidak mau beraksi berlebihan. Masih ada kemungkinan gagal melihat sejarah perundingan kedua negara yang selalu manis di awal tetapi berujung pahit, kedua negara saling menaikkan bea impor.
Akibatnya dolar Singapura yang berada di level tertinggi tujuh pekan diterpa aksi ambil untung (profit taking) yang membuatnya melemah hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Harapan akan adanya damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China menjadi penggerak hari ini. Harapan semakin membuncah sejak Kamis waktu AS kemarin, saat perundingan dagang kedua negara resmi dimulai.
Presiden AS Donald Trump, melalui akun Twitternya mengatakan akan bertemu langsung dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He. "Hari besar negosiasi dengan China. Mereka ingin membuat kesepakatan, apakah saya juga? Saya akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri besok di Gedung Putih," katanya sebagaimana dikutip dari CNBC International.
Selanjutnya Presiden AS ke-45 ini juga mengatakan perundingan kali ini berjalan sangat baik. "Saya pikir ini berjalan sangat baik. Saya akan katakan, ini berjalan sangat baik" kata Presiden Trump di Washington sebelum bertolak ke Minnesota untuk berkampanye, sebagaimana dilansir CNBC International.
Singapura merupakan salah satu negara yang terkena dampak paling besar dari perang dagang AS-China, perekonomiannya terancam resesi. Pada Agustus, pemerintah Singapura memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi 0%-1% dibandingkan proyeksi sebelumnya 1,5%-2,5%.
Sementara awal bulan lalu, Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Chan Chun Sing mengatakan Singapura kemungkinan bisa lepas dari jurang resesi. Namun, dia juga mengakui kondisi eksternal saat ini dapat menyeret turun prospek pertumbuhan ekonomi.
Maka tentunya besar harapan akan adanya kesepakatan dagang AS-China agar ekonomi Singapura bisa bangkit kembali.
Namun hingga ada hasil resmi negosiasi dagang AS-China, pelaku pasar tidak mau beraksi berlebihan. Masih ada kemungkinan gagal melihat sejarah perundingan kedua negara yang selalu manis di awal tetapi berujung pahit, kedua negara saling menaikkan bea impor.
Akibatnya dolar Singapura yang berada di level tertinggi tujuh pekan diterpa aksi ambil untung (profit taking) yang membuatnya melemah hari ini.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Kurs Dolar Singapura Tembus Rp 11.500, Termahal dalam Sejarah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular