
AS-China Berunding & Timur Tengah Memanas, Rupiah Tetap Kuat
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 October 2019 17:08

Harapan akan adanya damai dagang AS-China membuat sentimen pelaku pasar global membaik dan kembali memburu aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi. Rupiah mendapat "rejeki" dari membaiknya sentimen pelaku pasar.
Setelah berbagai "drama" yang terjadi sejak awal pekan antara AS-China, akhirnya kabar bagus muncul Kamis waktu AS kemarin, saat perundingan dagang kedua negara resmi dimulai.
Presiden AS Donald Trump, melalui akun Twitter pribadinya mengatakan akan bertemu langsung dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He.
"Hari besar negosiasi dengan China. Mereka ingin membuat kesepakatan, apakah saya juga? Saya akan bertemu dengan Wakil Perdana Menteri besok di Gedung Putih," katanya sebagaimana dikutip dari CNBC International.
Selanjutnya Presiden AS ke-45 ini juga mengatakan perundingan kali ini berjalan sangat baik.
"Saya pikir ini berjalan sangat baik. Saya akan katakan, ini berjalan sangat baik" kata Presiden Trump di Washington sebelum bertolak ke Minnesota untuk berkampanye, sebagaimana dilansir CNBC International.
Meski demikian, ekspektasi akan adanya damai dagang yang terlalu tinggi juga dapat berakhir mengecewakan.
Sejarah perundingan kedua negara menunjukkan memang manis di awal, tetapi selalu berujung pahit. Kedua negara pada akhirnya malah saling menaikkan bea impor. Oleh karena itu, pelaku pasar juga masih menanti hasil akhir perundingan kedua negara.
Tapi jika kali ini benar ada kesepakatan dagang, pasar finansial global tentunya akan kembali cerah (untuk sementara), setelah dibayangi perang dagang dalam lebih dari satu tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi global tentunya diharapkan akan membaik, dan investor akan kembali masuk ke aset berisiko.
Bagaimana kinerja ekonomi global jika AS-China berdamai tentunya perlu waktu beberapa bulan untuk mengetahuinya, sehingga cerahnya pasar finansial bisa dikatakan sementara, pada akhirnya data ekonomi yang akan berbicara.
Hasil perundingan dagang AS-China baru akan diketahui pada Jumat waktu Washington, dan pasar dalam negeri baru bisa merespon pada hari Senin.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(pap/pap)
Setelah berbagai "drama" yang terjadi sejak awal pekan antara AS-China, akhirnya kabar bagus muncul Kamis waktu AS kemarin, saat perundingan dagang kedua negara resmi dimulai.
Presiden AS Donald Trump, melalui akun Twitter pribadinya mengatakan akan bertemu langsung dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He.
Selanjutnya Presiden AS ke-45 ini juga mengatakan perundingan kali ini berjalan sangat baik.
"Saya pikir ini berjalan sangat baik. Saya akan katakan, ini berjalan sangat baik" kata Presiden Trump di Washington sebelum bertolak ke Minnesota untuk berkampanye, sebagaimana dilansir CNBC International.
Meski demikian, ekspektasi akan adanya damai dagang yang terlalu tinggi juga dapat berakhir mengecewakan.
Sejarah perundingan kedua negara menunjukkan memang manis di awal, tetapi selalu berujung pahit. Kedua negara pada akhirnya malah saling menaikkan bea impor. Oleh karena itu, pelaku pasar juga masih menanti hasil akhir perundingan kedua negara.
Tapi jika kali ini benar ada kesepakatan dagang, pasar finansial global tentunya akan kembali cerah (untuk sementara), setelah dibayangi perang dagang dalam lebih dari satu tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi global tentunya diharapkan akan membaik, dan investor akan kembali masuk ke aset berisiko.
Bagaimana kinerja ekonomi global jika AS-China berdamai tentunya perlu waktu beberapa bulan untuk mengetahuinya, sehingga cerahnya pasar finansial bisa dikatakan sementara, pada akhirnya data ekonomi yang akan berbicara.
Hasil perundingan dagang AS-China baru akan diketahui pada Jumat waktu Washington, dan pasar dalam negeri baru bisa merespon pada hari Senin.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(pap/pap)
Next Page
Timur Tengah Memanas Lagi
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular