
Internasional
Gawat, Hong Kong Sudah Susah Keluar dari Ancamanan Resesi
Rehia Sebayang, CNBC Indonesia
11 October 2019 12:57

Jakarta, CNBC Indonesia- Sejumlah indikator menunjukkan pelemahan ekonomi Hong Kong makin menjadi-jadi. Demo sudah memporak-porandakan kota ini bakal berimbas pada pelemahan ekonomi di pusat keuangan global itu.
Dikutip dari Bloomberg, Hong Kong tengah memasuki resesi teknikal. Pelemahan ekonomi juga dipercaya akan terjadi kembali di kuartal ketiga ini.
Sebelumnya di Q1 2019, Hong Kong masih menunjukkan pertumbuhan positif 1,3%. Namun di Q2 2019, pertumbuhan ekonomi terjun ke -0,4%.
Kontraksi diprediksi terjadi di Q3 ini. Ada beberapa indikator yang mendukung ini, diantaranya penjualan ritel yang turun 23% di Agustus, jebloknya jumlah turis ke Hong Kong turun hingga 40%, serta PMI IHS Markit di level 41,5.
"Saya tidak melihat adanya indikator yang kuat yang dapat mengubah situasi ini," kata ekonom Asia Pictet Wealth Management Dong Chen.
"Skenario terbaik adalah, setelah ketidakpastian ini, mereka (pemerintah) muncul dengan rencana jangka panjang atau pengukuran untuk menyelesaikan masalah struktural,".
Situasi Hong Kong memang semakin mencekam beberapa pekan terakhir. Warga sudah menimbun sembako dan membanjiri mesin ATM.
Pasalnya banyak swalayan besar dan toko kelontong tutup berhari-hari. ATM di sudut-sudut kota banyak yang dirusak pengunjuk rasa.
Pusat bisnis di Central, Causeway Bay dan Tsim Sha Tsui terlihat ditinggalkan pelanggan. Pemandangan sepi juga terlihat di bandara Hong Kong yang biasa dipadati pendatang.
Sebelumnya, ekonomi Hong Kong diprediksi tumbuh 2-3% di 2019. Namun Agustus lalu, pertumbuhan dipangkas 0-1%.
Banyak ekonom juga memperkirakan pertumbuhan bisa saja di bawah 1%. Bahkan dalam riset JP Morgan Chase & Co pertumbuhan ekonomi wilayah ini hanya 0,3%.
(sef/sef) Next Article Hong Kong Sudah Resesi?
Dikutip dari Bloomberg, Hong Kong tengah memasuki resesi teknikal. Pelemahan ekonomi juga dipercaya akan terjadi kembali di kuartal ketiga ini.
Sebelumnya di Q1 2019, Hong Kong masih menunjukkan pertumbuhan positif 1,3%. Namun di Q2 2019, pertumbuhan ekonomi terjun ke -0,4%.
![]() |
"Saya tidak melihat adanya indikator yang kuat yang dapat mengubah situasi ini," kata ekonom Asia Pictet Wealth Management Dong Chen.
"Skenario terbaik adalah, setelah ketidakpastian ini, mereka (pemerintah) muncul dengan rencana jangka panjang atau pengukuran untuk menyelesaikan masalah struktural,".
Situasi Hong Kong memang semakin mencekam beberapa pekan terakhir. Warga sudah menimbun sembako dan membanjiri mesin ATM.
Pasalnya banyak swalayan besar dan toko kelontong tutup berhari-hari. ATM di sudut-sudut kota banyak yang dirusak pengunjuk rasa.
Pusat bisnis di Central, Causeway Bay dan Tsim Sha Tsui terlihat ditinggalkan pelanggan. Pemandangan sepi juga terlihat di bandara Hong Kong yang biasa dipadati pendatang.
Sebelumnya, ekonomi Hong Kong diprediksi tumbuh 2-3% di 2019. Namun Agustus lalu, pertumbuhan dipangkas 0-1%.
Banyak ekonom juga memperkirakan pertumbuhan bisa saja di bawah 1%. Bahkan dalam riset JP Morgan Chase & Co pertumbuhan ekonomi wilayah ini hanya 0,3%.
(sef/sef) Next Article Hong Kong Sudah Resesi?
Most Popular