Minat IPO Tokopedia, Penyebab Gagalnya Akuisisi Bank Permata

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 October 2019 08:08
Minat IPO Tokopedia, Penyebab Gagalnya Akuisisi Bank Permata
Foto: Traveloka-Tokopedia Garap Umrah Digital (CNBC Indonesia TV)
2.Bos Tokopedia Bicara Soal Cetak Cuan, Bakar Uang & IPO

E-commerce tanah air, Tokopedia menargetkan bisa mulai mencetak keuntungan tahun depan setelah 10 tahun terakhir mencatatkan kerugian. Hal ini diungkapkan oleh CEO dan Co-Founder Tokopedia William Tanuwijaya di Jakarta, Kamis (10/10/2019).

"Secara komitmen tahun depan kita sudah profitable. Menghadapi persaingan apapun ayo. Strateginya tahun depan harus profit," jelasnya.

Meski mengejar profit, Tokopedia belum akan melantai di Bursa saham tahun depan. Alasannya, masih memiliki modal yang cukup dari dua investornya.Yakni SoftBank dan Alibaba.

"Harapannya dalam beberapa tahun ke depan bisa go public," ujar William seperti dikutip dari CNNIndonesia.

3.Emiten Milik Prajogo Pangestu Ini Merger, Kreditor Restui?

Emiten milik Grup Barito Pacific, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berniat menggabungkan atau merger bisnis dengan anak usahanya PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI) ke dalam perusahaan. Melalui aksi korporasi tersebut Chandra Asri akan mengintegrasikan proses produksi secara keseluruhan.

Namun dalam proses merger ini, salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh TPIA adalah diperolehnya persetujuan atau tidak adanya keberatan dari para kreditor dari masing-masing perusahaan peserta gabungan tersebut, dalam hal ini kreditor TPIA dan PBI.

Suryandi, Direktur TPIA, mengungkapkan beberapa nama perbankan dalam negeri dan luar negeri yang belum memberikan persetujuan dan sudah merestui proses merger tersebut.

4.Ternyata Ini Penyebab Akuisisi Bank Permata Gagal Terus

Ketidakcocokan harga tampaknya masih menjadi masalah utama tidak terjualnya saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang dimiliki oleh Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk (ASII). Meskipun banyak peminat, hingga saat ini belum ada kesepakatan harga dari para pembeli.

Hal tersebut disampaikan Equity Fund Manager PT Majoris Asset Managemen Halimas Tansil, yang menilai persoalan harga menjadi kendala utama tidak terwujudnya deal dari calon pembeli Bank Permata.

"Soal harga memang menjadi permasalahan antara calon pembeli saham Bank Permata dengan pemegang saham sekarang. Ini yang selalu membuat adanya tidak pernah deal," kata Halimas saat berbincang di CNBC Indonesia, Kamis (10/10/2019).

5.BEI Semprit & Denda 16 Emiten, Ada TINS & ANTM

Melalui keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia merilis daftar perusahaan yang diberi peringatan dan denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan (lapkeu) yang berakhir per 30 Juni 2019.

Sebagai informasi, BEI memberikan waktu kepada perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan semester I-2019 yang tidak diaudit dan tidak ditelaah terbatas oleh akuntan publik hingga 31 Juli 2019. Sedangkan jika lapkeu ditelaah terbatas atau diaudit oleh akuntan publik akan diberikan waktu hingga 2 September 2019 dan 30 September 2019.

BEI merangkum setidaknya 16 perusahaan yang mendapatkan peringatan, di mana 14 diantaranya dikenakan denda kisaran Rp 50-150 juta. Yang patut disayangkan adalah terdapat dua perusahaan milik pemerintah yang masuk dalam daftar tersebut, yakni PT Timah Tbk (TINS) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).



(sef/sef)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular