Minat IPO Tokopedia, Penyebab Gagalnya Akuisisi Bank Permata

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 October 2019 08:08
Minat IPO Tokopedia, Penyebab Gagalnya Akuisisi Bank Permata
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan Kamis (10/10/2019), di zona merah. Pada pembukaan perdagangan, IHSG jatuh 0,09% ke level 6.023,98.

Namun, pada tengah hari IHSG berhasil membalikkan keadaan dengan naik ke zona hijau. Per akhir sesi satu, indeks saham acuan di Indonesia tersebut menguat tipis 0,05% ke level 6.032,42. Sayang, per akhir sesi dua IHSG sudah kembali lagi ke zona merah, yakni dengan koreksi sebesar 0,09% ke level 6.023,64.



Kinerja IHSG berbanding terbalik dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang justru ditransaksikan di zona hijau, walaupun memang penguatannya relaitf terbatas: indeks Nikkei naik 0,45%, indeks Shanghai menguat 0,78%, dan indeks Hang Seng terapresiasi 0,1%. Sementara itu, indeks Straits Times tercatat melemah 0,05% dan indeks Kospi jatuh 0,88%.

Cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan CNBC Indonesia sebelum memulai perdagangan jelang akhir pekan, Jumat (11/10/2019).

1.Sah! Lion Air Siap Melantai di Bursa, untuk Apa Dananya?

Pihak PT Mentari Lion Airlines atau Lion Air Group akhirnya mengakui sedang dalam proses mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Artinya Lion Air akan menjadi maskapai komersial ketiga yang tercatat di BEI setelah Garuda Indonesia, AirAsia Indonesia, dan Indonesia Air Transport.

Corporate Communications Strategic Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro kali ini tidak membantah saat dikonfirmasi terkait rencana tersebut.

"Bahwa benar Lion Air akan melakukan IPO. Saat ini, konsultan masih melakukan analisis situasi," kata Danang kepada CNBC Indonesia, Kamis (10/10/2019).



BERLANJUT KE HAL 2 >>>


2.Bos Tokopedia Bicara Soal Cetak Cuan, Bakar Uang & IPO

E-commerce tanah air, Tokopedia menargetkan bisa mulai mencetak keuntungan tahun depan setelah 10 tahun terakhir mencatatkan kerugian. Hal ini diungkapkan oleh CEO dan Co-Founder Tokopedia William Tanuwijaya di Jakarta, Kamis (10/10/2019).

"Secara komitmen tahun depan kita sudah profitable. Menghadapi persaingan apapun ayo. Strateginya tahun depan harus profit," jelasnya.

Meski mengejar profit, Tokopedia belum akan melantai di Bursa saham tahun depan. Alasannya, masih memiliki modal yang cukup dari dua investornya.Yakni SoftBank dan Alibaba.

"Harapannya dalam beberapa tahun ke depan bisa go public," ujar William seperti dikutip dari CNNIndonesia.

3.Emiten Milik Prajogo Pangestu Ini Merger, Kreditor Restui?

Emiten milik Grup Barito Pacific, PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berniat menggabungkan atau merger bisnis dengan anak usahanya PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI) ke dalam perusahaan. Melalui aksi korporasi tersebut Chandra Asri akan mengintegrasikan proses produksi secara keseluruhan.

Namun dalam proses merger ini, salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh TPIA adalah diperolehnya persetujuan atau tidak adanya keberatan dari para kreditor dari masing-masing perusahaan peserta gabungan tersebut, dalam hal ini kreditor TPIA dan PBI.

Suryandi, Direktur TPIA, mengungkapkan beberapa nama perbankan dalam negeri dan luar negeri yang belum memberikan persetujuan dan sudah merestui proses merger tersebut.

4.Ternyata Ini Penyebab Akuisisi Bank Permata Gagal Terus

Ketidakcocokan harga tampaknya masih menjadi masalah utama tidak terjualnya saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang dimiliki oleh Standard Chartered Bank dan PT Astra International Tbk (ASII). Meskipun banyak peminat, hingga saat ini belum ada kesepakatan harga dari para pembeli.

Hal tersebut disampaikan Equity Fund Manager PT Majoris Asset Managemen Halimas Tansil, yang menilai persoalan harga menjadi kendala utama tidak terwujudnya deal dari calon pembeli Bank Permata.

"Soal harga memang menjadi permasalahan antara calon pembeli saham Bank Permata dengan pemegang saham sekarang. Ini yang selalu membuat adanya tidak pernah deal," kata Halimas saat berbincang di CNBC Indonesia, Kamis (10/10/2019).

5.BEI Semprit & Denda 16 Emiten, Ada TINS & ANTM

Melalui keterbukaan informasi, Bursa Efek Indonesia merilis daftar perusahaan yang diberi peringatan dan denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan (lapkeu) yang berakhir per 30 Juni 2019.

Sebagai informasi, BEI memberikan waktu kepada perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan semester I-2019 yang tidak diaudit dan tidak ditelaah terbatas oleh akuntan publik hingga 31 Juli 2019. Sedangkan jika lapkeu ditelaah terbatas atau diaudit oleh akuntan publik akan diberikan waktu hingga 2 September 2019 dan 30 September 2019.

BEI merangkum setidaknya 16 perusahaan yang mendapatkan peringatan, di mana 14 diantaranya dikenakan denda kisaran Rp 50-150 juta. Yang patut disayangkan adalah terdapat dua perusahaan milik pemerintah yang masuk dalam daftar tersebut, yakni PT Timah Tbk (TINS) dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).



(sef/sef) Next Article Dari Bimbel Hingga Arak, Ini Antrean IPO di Awal 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular