Maskapai Rusdi Kirana Siap IPO, Seberapa Besar Lion Air?
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
09 October 2019 15:29

Jakarta, CNBC Indonesia - Satu lagi perusahaan maskapai penerbangan dengan konsep harga terjangkau (Low Cost Carrier/LCC), yakni Lion Air, akan melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Lion Air, akan terdaftar dengan nama entitas perusahaan PT Lion Mentari dan menggunakan laporan keuangan Juni 2019 untuk proses IPO (Initial Public Offering).
Melansir situs resmi perusahaan, Lion Air adalah maskapai penerbangan swasta nasional yang berdiri sejak 15 November 1999 dan pertama kali beroperasi secara komersial pada 20 Juni 2000. Saat itu, perusahaan hanya melayani rute penerbangan Jakarta-Pontianak dengan jumlah 2 unit pesawat tipe Boeing 737-200.
Seiring berjalannya waktu, perusahaan besutan dua bersaudara Rusdi Kirana dan Kusnan Kirana tersebut berekspansi dan sudah melayani 183 rute penerbangan domestik yang tersebar dari sabang sampai Merauke, dan rute internasional di antaranya Singapura, Malaysia, Arab Saudi, dan China.
Lebih lanjut, Lion Air sejatinya merupakan bagian dari Lion Air Group yang menaungi 5 operator maskapai lain, yakni Wings Air, Batik Air, Lion Bizjet, Malindo Air, dan Thai Lion Air.
Wings Air alias Wings Abadi Airlines adalah maskapai yang beroperasi sejak 2003 dengan rute penerbangan pertama adalah Medan-Penang dan Pekanbaru-Malaka.
Kemudian, berbeda dengan Lion Air yang merupakan LCC, Batik Air melayani konsumen premium atau dengan kata lain masuk kategori segmen maskapai dengan layanan penuh (full service). Maskapai ini mulai beroperasi sejak tahun 2013 dengan tipe pesawat Boeing 737-900ER.
Pada tahun yang sama, Lion Air Group, merintis maskapai Malindo Air yang berbasis di Malaysia dan Thai Lion Air yang berbasis di Thailand.
Malindo Air merupakan hasil kerja sama Rusdi Kirana dengan National Aerospace and Defence Industries (Malaysia) yang beroperasi dari Bandara Internasional Kuala Lumpur dan Bandara Sultan Abdul Aziz Shah.
Sedangkan Thai Lion Air yang beroperasi di bawah naungan Thai Lion Mentari Co Ltd adalah perusahaan LCC dengan kantor pusat Bangkok, Thailand. Maskapai tersebut mengusung slogan 'Freedom to Fly' dan memiliki 3 tipe pesawat, yakni Boeing 737-900ER, Boeing 737-800 dan Airbus A330-300.
Lalu, mengetahui adanya peluang permintaan untuk masyarakat menengah ke atas, Lion Air Group memperkenalkan Lion Bizjet di tahun 2012 yang fokus bisnisnya adalah penyewaan pesawat jet pribadi dengan layanan 24 jam.
Lion Bizjet saat ini memiliki 2 unit pesawat tipe Hawker Beechraft 900 XP dengan kapasitas 8 orang penumpang dan 1 unit Helicopter EC 135 dengan kapasitas 5 orang penumpang.
Selain bisnis penerbangan, Lion Air Grup juga merambah usaha pengiriman paket melalui Lion Parcel dan usaha perhotelan, yaitu Lion Hotel & Plaza yang berlokasi di Manado.
Di lain pihak, di balik kesuksesan pertumbuhan bisnis Lion Air Group, perusahaan tak lepas dari kesalahan.
Pada 29 Oktober tahun lalu, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 jenis Boeing 737 Max 8 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang mengalami kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang serta awak pesawat. Bangkai pesawat ditemukan di lepas pantai utara Laut Jawa, Karawang.
Lalu, beberapa bulan lalu, Malindo Air mengatakan beberapa data pribadi penumpang kemungkinan telah disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
"Tim internal Malindo Air bersama penyedia layanan data eksternal, Amazon Web Services (AWS) dan GoQuo sebagai mitra e-commerce saat ini sedang menyelidiki atas hal tersebut. Malindo Air juga bekerja sama dengan konsultan cybercrime independen, melaporkan kejadian ini dan untuk proses penyelidikan," ujar Malindo dalam press release, Rabu (18/9/2019).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Super Air Jet Rusdi Kirana Mau Terbang Perdana, Ini 6 Rutenya
Melansir situs resmi perusahaan, Lion Air adalah maskapai penerbangan swasta nasional yang berdiri sejak 15 November 1999 dan pertama kali beroperasi secara komersial pada 20 Juni 2000. Saat itu, perusahaan hanya melayani rute penerbangan Jakarta-Pontianak dengan jumlah 2 unit pesawat tipe Boeing 737-200.
Seiring berjalannya waktu, perusahaan besutan dua bersaudara Rusdi Kirana dan Kusnan Kirana tersebut berekspansi dan sudah melayani 183 rute penerbangan domestik yang tersebar dari sabang sampai Merauke, dan rute internasional di antaranya Singapura, Malaysia, Arab Saudi, dan China.
Lebih lanjut, Lion Air sejatinya merupakan bagian dari Lion Air Group yang menaungi 5 operator maskapai lain, yakni Wings Air, Batik Air, Lion Bizjet, Malindo Air, dan Thai Lion Air.
Kemudian, berbeda dengan Lion Air yang merupakan LCC, Batik Air melayani konsumen premium atau dengan kata lain masuk kategori segmen maskapai dengan layanan penuh (full service). Maskapai ini mulai beroperasi sejak tahun 2013 dengan tipe pesawat Boeing 737-900ER.
Pada tahun yang sama, Lion Air Group, merintis maskapai Malindo Air yang berbasis di Malaysia dan Thai Lion Air yang berbasis di Thailand.
Malindo Air merupakan hasil kerja sama Rusdi Kirana dengan National Aerospace and Defence Industries (Malaysia) yang beroperasi dari Bandara Internasional Kuala Lumpur dan Bandara Sultan Abdul Aziz Shah.
Sedangkan Thai Lion Air yang beroperasi di bawah naungan Thai Lion Mentari Co Ltd adalah perusahaan LCC dengan kantor pusat Bangkok, Thailand. Maskapai tersebut mengusung slogan 'Freedom to Fly' dan memiliki 3 tipe pesawat, yakni Boeing 737-900ER, Boeing 737-800 dan Airbus A330-300.
Lalu, mengetahui adanya peluang permintaan untuk masyarakat menengah ke atas, Lion Air Group memperkenalkan Lion Bizjet di tahun 2012 yang fokus bisnisnya adalah penyewaan pesawat jet pribadi dengan layanan 24 jam.
Lion Bizjet saat ini memiliki 2 unit pesawat tipe Hawker Beechraft 900 XP dengan kapasitas 8 orang penumpang dan 1 unit Helicopter EC 135 dengan kapasitas 5 orang penumpang.
Selain bisnis penerbangan, Lion Air Grup juga merambah usaha pengiriman paket melalui Lion Parcel dan usaha perhotelan, yaitu Lion Hotel & Plaza yang berlokasi di Manado.
Di lain pihak, di balik kesuksesan pertumbuhan bisnis Lion Air Group, perusahaan tak lepas dari kesalahan.
Pada 29 Oktober tahun lalu, pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 jenis Boeing 737 Max 8 dengan rute Jakarta-Pangkal Pinang mengalami kecelakaan yang menewaskan seluruh penumpang serta awak pesawat. Bangkai pesawat ditemukan di lepas pantai utara Laut Jawa, Karawang.
Lalu, beberapa bulan lalu, Malindo Air mengatakan beberapa data pribadi penumpang kemungkinan telah disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.
"Tim internal Malindo Air bersama penyedia layanan data eksternal, Amazon Web Services (AWS) dan GoQuo sebagai mitra e-commerce saat ini sedang menyelidiki atas hal tersebut. Malindo Air juga bekerja sama dengan konsultan cybercrime independen, melaporkan kejadian ini dan untuk proses penyelidikan," ujar Malindo dalam press release, Rabu (18/9/2019).
Data Penumpang Lion Air Bocor, Kominfo Surati Amazon
[Gambas:Video CNBC]
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/hps) Next Article Super Air Jet Rusdi Kirana Mau Terbang Perdana, Ini 6 Rutenya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular