
Perang Dagang dan Resesi Bikin Mata Uang Asia Galau Hari Ini
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
09 October 2019 10:55

Namun di sisi lain, ada sentimen positif yang menghinggapi mata uang Asia yaitu pelemahan dolar AS. Pada pukul 10:35 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah 0,05%.
Dolar AS terpukul akibat pernyataan Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell. Pengganti Janet Yellen itu menegaskan bahwa bank sentral siap dan terbuka untuk menerapkan kebijakan akomodatif di tengah risiko ekonomi global yang semakin tinggi.
"Jelas (ekonomi) agak melambat. Bank sentral akan melakukan kebijakan yang memang pantas (appropriate)," katanya dalam pertemuan tahunan National Association of Business Economics (NABE) di Denver, seperti dikutip dari Reuters.
Berdasarkan survei NABE yang melibatkan 226 institusi, 42% responden memperkirakan AS akan mengalami resesi pada Februari 2020. Artinya kemungkinan resesi di AS bakal terjadi dalam hitungan bulan, bukan lagi tahun.
Oleh karena itu, AS butuh 'suntikan adrenalin' agar bisa menghindari jurang resesi. Itu diharapkan berasal dari sisi moneter, dengan penurunan suku bunga acuan.
Sejak awal tahun, Federal Funds Rate sudah turun dua kali. Namun pelaku pasar memperkirakan masih ada dua kali penurunan lagi sampai akhir 2019. Mengutip CME Fedwatch, peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada Oktober dan Desember masing-masing 83,9% dan 44,6%.
Penurunan suku bunga acuan yang sepertinya sudah di depan mata membuat dolar AS tidak bisa berkutik. Sebab kala suku bunga turun, maka berinvestasi di instrumen berbasis dolar AS menjadi kurang menarik. Dolar AS pun mengalami tekanan jual.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Dolar AS terpukul akibat pernyataan Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) Jerome Powell. Pengganti Janet Yellen itu menegaskan bahwa bank sentral siap dan terbuka untuk menerapkan kebijakan akomodatif di tengah risiko ekonomi global yang semakin tinggi.
"Jelas (ekonomi) agak melambat. Bank sentral akan melakukan kebijakan yang memang pantas (appropriate)," katanya dalam pertemuan tahunan National Association of Business Economics (NABE) di Denver, seperti dikutip dari Reuters.
![]() |
Oleh karena itu, AS butuh 'suntikan adrenalin' agar bisa menghindari jurang resesi. Itu diharapkan berasal dari sisi moneter, dengan penurunan suku bunga acuan.
Sejak awal tahun, Federal Funds Rate sudah turun dua kali. Namun pelaku pasar memperkirakan masih ada dua kali penurunan lagi sampai akhir 2019. Mengutip CME Fedwatch, peluang penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) pada Oktober dan Desember masing-masing 83,9% dan 44,6%.
Penurunan suku bunga acuan yang sepertinya sudah di depan mata membuat dolar AS tidak bisa berkutik. Sebab kala suku bunga turun, maka berinvestasi di instrumen berbasis dolar AS menjadi kurang menarik. Dolar AS pun mengalami tekanan jual.
TIM RISET CNBC INDONESIA (aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular