Rupiah Memang Menguat, Tapi...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 October 2019 10:28
Investor Tunggu Notula Rapat The Fed
Ilustrasi Money Changer (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Investor kembali meminati instrumen berisiko di negara-negara berkembang Asia seiring asa damai dagang AS-China yang menebal. Pada 10-11 Oktober, AS-China akan menggelar dialog dagang tingkat menteri di Washington. Delegasi AS akan dipimpin oleh Kepala Perwakilan Dagang Robert Lighthizer, sementara kontingen China dikomandoi Wakil Perdana Menteri Liu He.

"Kami rasa ada peluang menuju sesuatu yang sangat substansial. Saya ingin ada kesepakatan besar, dan kami mengarah ke sana," tegas Presiden AS Donald Trump, seperti diberitakan Reuters.


Meski ada harapan damai dagang, tetapi penguatan mata uang Asia yang tipis saja menandakan investor masih wait and see. Selain dialog di Washington, pelaku pasar juga menanti rilis notula rapat (minutes of meeting) Bank Sentral AS The Federal Reserve/The Fed edisi September pada Kamis dini hari waktu Indonesia.

Dalam rapat tersebut, Ketua Jerome 'Jay' Powell dan kolega sepakat untuk menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 1,75-2%. Namun keputusan itu sepertinya tidak bulat, masih ada anggota komite pengambil kebijakan (Federal Open Market Committee/FOMC) yang ingin kebijakan moneter tidak terlampau dovish.


"Ekonomi AS masih berjalan baik. Inflasi rendah, pengangguran rendah, dan ekonomi masih tumbuh moderat," tegas Presiden The Fed cabang Kansas City Esther George, seperti diwartakan Reuters.

George menyiratkan bahwa ekonomi AS masih baik-baik saja, belum butuh 'suntikan adrenalin' berupa penurunan suku bunga acuan untuk mendorong pertumbuhan. Apalagi George menyebutkan bahwa konsumen AS tetap optimistis.

The Conference Board melaporkan Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) AS pada September sebesar 125,1. Indeks yang di atas 100 menunjukkan konsumen masih pede melihat perekonomian saat ini dan prospeknya ke depan.

"Kalau saya melihat konsumen kehilangan keyakinan, maka mungkin saya akan berubah pikiran. Jadi inflasi yang rendah saja tidak bisa menjadi patokan dalam pengambilan kebijakan," lanjut George.

Kepastian soal arah kebijakan moneter AS ke depan bisa tergambar dalam minutes of meeting. Apakah ke depan Powell dan sejawat masih akan menurunkan suku bunga acuan? Atau penurunan bulan lalu adalah yang terakhir untuk tahun ini? Mari kita simak di minutes of meeting Kamis nanti...

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular