IHSG Masih Merah! Pelaku Pasar Tunggu Kabinet Jokowi

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
07 October 2019 18:09
Kalangan pelaku pasar menaruh harapan tinggi pada tim ekonomi Jokowi.
Foto: Jokowi (CNBC Indonesia/Chandra)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan pelaku pasar menaruh harapan tinggi pada tim ekonomi di pemerintahan baru kabinet Joko Widodo - Ma'ruf Amin. Pelaku pasar berharap, tim ekonomi ke depan, diisi oleh menteri yang memiliki kompetensi dan mampu menyelesaikan perekonomian domestik.

Maklum, pada masa periode pertama pemerintahan Jokowi, sejumlah target ekonomi pemerintahan belum banyak tercapai. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 disebutkan, target pertumbuhan ekonomi yang semestinya diproyeksikan mampu tumbuh 7% hanya bertengger di kisaran 5%.

CNBC Indonesia mencatat, pada kuartal II-2019, ekonomi RI tumbuh melambat jadi 5,05% secara tahunan dibanding periode kuartal I-2019 yang tumbuh 5,07%.


Ketua Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) Octavianus Budiyanto berharap, menteri-menteri ekonomi yang akan dipilih Jokowi nantinya bisa menjadi eksekutor program yang mumpuni. Dia pun tak mempermasalahkan latar belakang dari kalangan partai politik atau dari profesional.

Apalagi, tantangan perekonomian ke depan tidak akan mudah: ada bayang-bayang resesi ekonomi dunia, perlambatan ekonomi dan masih berkecamuknya perang dagang.

"Dengan tantangan global, trade war dan resesi ekonomi dunia, menteri yang diangkat harus benar-benar orang yang bisa mengeksekusi, tidak sekadar hanya sebagai simbol," ucap Oky, sapaan akrabnya, saat dihubungi CNBC Indonesia, Senin (7/10/2019).


Kepala Riset Koneksi Kapital Alfred Nainggolan, berpendapat, para pelaku pasar menantikan tim ekonomi yang berasal dari kalangan profesional akan memiliki nilai tambah. Apalagi, pemerintah ingin memacu kinerja ekonomi dalam lima tahun mendatang.

"Periode kedua secara historis di beberapa pemerintahan selalu punya kinerja lebih cepat, profesional lebih banyak akan lebih maksimal," kata Alfred, Senin (7/10/2019).

Menurut Alfred, Presiden Jokowi juga belum lama ini mewacanakan sejumlah nomenklatur baru seperti adanya kementerian khusus yang membidangi masalah investasi, ekonomi digital. Tak lain, tujuan akhirnya untuk mendongrak iklim investasi dan inisiasi tersebut cukup direspons positif pelaku pasar.

Pada perdagangan sore ini, Senin, IHSG yang semula terkoreksi akhirnya melemah 1% ke level 6.000,58. IHSG kian dekat untuk ditutup di bawah level psikologis 6.000.

Kinerja IHSG yang melemah ini kala mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditransaksikan di zona hijau: indeks Straits Times menguat 0,76%, indeks Kospi naik 0,05%, sementara indeks Nikkei terkontraksi 0,16%.

Secara year to date, IHSG masih terkoreksi 3,13% sejak awal tahun hingga saat ini.


(tas) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular