
Rupanya Ini yang Menjadi Sebab IHSG Anjlok di Bawah 6.000

Dari dalam negeri, sentimen negatif bagi pasar saham datang dari rilis angka cadangan devisa oleh Bank Indonesia (BI). Per September 2019, BI mencatat cadangan devisa Indonesia berada di level US$ 124,3 miliar, turun US$ 2,1 miliar jika dibandingkan posisi per akhir Agustus yang senilai US$ 126,4 miliar.
BI menyebut bahwa penurunan cadangan devisa pada bulan lalu utamanya dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan berkurangnya penempatan valas perbankan di bank sentral.
Dengan cadangan devisa yang menipis, praktis amunisi dari bank sentral untuk melakukan intervensi kala rupiah mendapatkan tekanan jual yang besar menjadi ikut menipis. Simpelnya, rupiah akan menjadi lebih rentan untuk digoyang. Hingga berita ini diturunkan, rupiah melemah 0,18% melawan dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.155/dolar AS.
Untuk diketahui, rupiah sudah babak belur melawan dolar AS dalam beberapa waktu terakhir. Kini, menipisnya cadangan devisa yang berarti menipisnya amunisi dari bank sentral untuk melakukan intervensi kala rupiah mendapatkan tekanan jual yang besar membuat pelaku pasar melego kepemilikannya atas saham-saham di tanah air, termasuk investor asing.
Hingga berita ini diturunkan, investor asing membukukan jual bersih senilai Rp 27,4 miliar di pasar reguler.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank)