
Musim Kering Bikin Produksi Turun, Harga CPO Naik
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
07 October 2019 12:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (CPO) bergerak naik di perdagangan awal pekan ini. Sentimen positif yang mengerek harga naik di antaranya adalah perbaikan permintaan dan kemungkinan penurunan produksi.
Pada Senin (7/10/2019) pukul 11:58 WIB, harga CPO di bursa komoditas Malaysia berada di RM 2.159/metrik ton. Naik 0,56% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
Malaysia Palm Oil Board (MPOB) dijadwalkan akan merilis data stok, ekspor, dan produksi posisi September pada Kamis pekan ini. Menurut berbagai lembaga survei, ekspor produk minyak sawit Malaysia pada September turun.
AmSpec Agri Malaysia melaporkan, ekspor CPO Negeri Jiran turun 20,7% pada September. Namun total ekspor produk minyak sawit Malaysia masih harus menunggu rilis data resmi dari MPOB.
Walau kemungkinan besar ekspor Malaysia turun, perbaikan dari sisi permintaan jadi angin segar untuk harga CPO. Malaysia dan Indonesia sebagai negara produsen sawit terbesar di dunia terus menggenjot program B20 dan B10.
Tahun depan Indonesia sudah menargetkan program B30 yang artinya bahan bakar akan terdiri dari 70% diesel biasa dan 30% biodiesel yang salah satu bahannya adalah Palm Methyl Esther (PME). Getolnya pemerintah dua negara ini untuk menggenjot program biodiesel ini jadi sentimen positif karena akan meningkatkan permintaan minyak sawit di pasar domestik.
Selain program tersebut, pernyataan duta besar Perancis untuk Malaysia, Frederic Laplanche yang menyatakan bahwa Eropa masih sangat terbuka dengan produk minyak sawit juga turut menghembuskan angin segar. Permintaan minyak sawit dari India juga diprediksi akan naik 2% tahun depan.
Dari sisi produksi, kekeringan yang melanda Asia Tenggara pada Agustus-September diprediksi akan menyebabkan penurunan produksi di Indonesia dan Malaysia dalam jangka pendek dan menengah. Kekeringan yang terjadi akhir-akhir ini diakibatkan oleh fenomena El Nino yang menyebabkan pemanasan perairan di Samudra Pasifik Timur, membawa cuaca kering di Asia Tenggara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Sentimen Positif Mengiringi, Ada Harapan Harga CPO Naik Lagi
Pada Senin (7/10/2019) pukul 11:58 WIB, harga CPO di bursa komoditas Malaysia berada di RM 2.159/metrik ton. Naik 0,56% dibandingkan posisi penutupan perdagangan akhir pekan lalu.
AmSpec Agri Malaysia melaporkan, ekspor CPO Negeri Jiran turun 20,7% pada September. Namun total ekspor produk minyak sawit Malaysia masih harus menunggu rilis data resmi dari MPOB.
Walau kemungkinan besar ekspor Malaysia turun, perbaikan dari sisi permintaan jadi angin segar untuk harga CPO. Malaysia dan Indonesia sebagai negara produsen sawit terbesar di dunia terus menggenjot program B20 dan B10.
Tahun depan Indonesia sudah menargetkan program B30 yang artinya bahan bakar akan terdiri dari 70% diesel biasa dan 30% biodiesel yang salah satu bahannya adalah Palm Methyl Esther (PME). Getolnya pemerintah dua negara ini untuk menggenjot program biodiesel ini jadi sentimen positif karena akan meningkatkan permintaan minyak sawit di pasar domestik.
Selain program tersebut, pernyataan duta besar Perancis untuk Malaysia, Frederic Laplanche yang menyatakan bahwa Eropa masih sangat terbuka dengan produk minyak sawit juga turut menghembuskan angin segar. Permintaan minyak sawit dari India juga diprediksi akan naik 2% tahun depan.
Dari sisi produksi, kekeringan yang melanda Asia Tenggara pada Agustus-September diprediksi akan menyebabkan penurunan produksi di Indonesia dan Malaysia dalam jangka pendek dan menengah. Kekeringan yang terjadi akhir-akhir ini diakibatkan oleh fenomena El Nino yang menyebabkan pemanasan perairan di Samudra Pasifik Timur, membawa cuaca kering di Asia Tenggara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Sentimen Positif Mengiringi, Ada Harapan Harga CPO Naik Lagi
Most Popular