
Eropa Masih Terbuka, Harga CPO Naik
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
03 October 2019 10:44

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah terjun bebas pada perdagangan kemarin, harga minyak sawit mentah (CPO) di Bursa Malaysia Derivatif Exchange (BMDEX) naik tipis. Tampaknya kabar baik yang berhembus dari Eropa cukup berdampak mengerek harga CPO naik.
Pada Kamis (3/10/2019) pukul 10.15 WIB, harga CPO berada di RM 2.150/ton. Naik 0,4% dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan kemarin.
Angin segar kali ini berhembus dari Benua Biru. Duta Besar Perancis untuk Malaysia Frederic Laplanche menegaskan bahwa Uni Eropa tidak bermaksud menghalangi masuknya minyak sawit ke pasar mereka. Selama ini banyak terjadi kesalahpahaman soal sikap Uni Eropa yang terkesan membatasi masuknya produk minyak sawit ke pasar mereka.
Menurut Laplanche, kesalahpahaman tersebut ada karena Prancis dan Uni Eropa mulai menghentikan subsidi minyak sawit untuk biofuel secara bertahap. Walaupun subsidi mulai dihentikan, bukan berarti ada larangan masuknya minyak sawit ke pasar Eropa.
"Eropa akan tetap terbuka terhadap minyak sawit dan itu merupakan bentuk kerja sama antara Uni Eropa dengan Indonesia dan Malaysia" tegasnya.
Menurut Laplanche, Uni Eropa merupakan target pasar terbesar kedua untuk produk minyak sawit setelah India. Untuk semester I-2019, impor minyak sawit Eropa dari Malaysia tumbuh 6%. Itu menandakan bahwa Eropa masih terbuka terhadap minyak sawit.
Belum lagi inisiatif Malaysia untuk mulai memberikan sertifikasi sustainable palm oil. Hal itu tentu dapat berdampak pada semakin yakinnya Eropa untuk membeli minyak sawit dari Malaysia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/aji) Next Article Sentimen Positif Mengiringi, Ada Harapan Harga CPO Naik Lagi
Pada Kamis (3/10/2019) pukul 10.15 WIB, harga CPO berada di RM 2.150/ton. Naik 0,4% dibandingkan dengan posisi penutupan perdagangan kemarin.
Menurut Laplanche, kesalahpahaman tersebut ada karena Prancis dan Uni Eropa mulai menghentikan subsidi minyak sawit untuk biofuel secara bertahap. Walaupun subsidi mulai dihentikan, bukan berarti ada larangan masuknya minyak sawit ke pasar Eropa.
"Eropa akan tetap terbuka terhadap minyak sawit dan itu merupakan bentuk kerja sama antara Uni Eropa dengan Indonesia dan Malaysia" tegasnya.
Menurut Laplanche, Uni Eropa merupakan target pasar terbesar kedua untuk produk minyak sawit setelah India. Untuk semester I-2019, impor minyak sawit Eropa dari Malaysia tumbuh 6%. Itu menandakan bahwa Eropa masih terbuka terhadap minyak sawit.
Belum lagi inisiatif Malaysia untuk mulai memberikan sertifikasi sustainable palm oil. Hal itu tentu dapat berdampak pada semakin yakinnya Eropa untuk membeli minyak sawit dari Malaysia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/aji) Next Article Sentimen Positif Mengiringi, Ada Harapan Harga CPO Naik Lagi
Most Popular