Dihadapkan dengan Resesi, IHSG Akhirnya Keok Lagi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
02 October 2019 11:14
Saham-saham Konsumer Kembali Babak Belur
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Saham-saham konsumer yang kembali dilego ikut membebani langkah IHSG pada hari ini.

Untuk diketahui, dalam tiga hari perdagangan terakhir indeks sektor barang konsumsi selalu mengakhiri hari di zona merah. Jika ditotal, koreksi dalam tiga hari perdagangan tersebut adalah sebesar 1,11%. Pada perdagangan hari ini, indeks sektor barang konsumsi kembali melemah, yakni sebesar 0,27%.

Saham-saham konsumer terus dilego pelaku pasar seiring dengan lemahnya daya beli masyarakat Indonesia. Kemarin, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka inflasi periode September 2019 yang ternyata mengonfirmasi anggapan bahwa daya beli masyarakat sedang berada di level yang rendah.

Sepanjang bulan lalu, BPS mencatat bahwa Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,27% secara bulanan (month-on-month/MoM), sementara inflasi secara tahunan (year-on-year/YoY) berada di level 3,39%. Deflasi tersebut lebih dalam dibandingkan dengan konsensus yang dihimpun oleh CNBC Indonesia yang memproyeksikan deflasi sebesar 0,15% saja secara bulanan.

Sepanjang bulan lalu, deflasi disumbang oleh pos bahan makanan yang terkontraksi 1,97% secara bulanan. Sementara itu, pos lainnya memang menyumbang inflasi, namun tipis saja sehingga deflasi pada bulan September tetap lebih dalam dari ekspektasi.

Sebelumnya pada periode Agustus, BPS mencatat terjadi inflasi sebesar 0,12% secara bulanan, sementara inflasi secara tahunan berada di level 3,49%. Capaian tersebut berada di bawah konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan inflasi secara bulanan berada di level 0,16% dan inflasi secara tahunan berada di level 3,54%.

Untuk diketahui, tanda-tanda lemahnya daya beli masyarakat juga sudah ditunjukkan oleh indikator lain. Melansir Survei Penjualan Eceran (SPE) yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia (BI), penjualan barang-barang ritel periode Juli 2019 tercatat hanya tumbuh sebesar 2,4% secara tahunan, lebih rendah dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama tahun lalu (Juli 2018) yang sebesar 2,9%.

Untuk bulan Agustus, angka sementara menunjukkan bahwa penjualan barang-barang ritel hanya tumbuh 3,7% YoY, jauh di bawah pertumbuhan pada Agustus 2018 yang mencapai 6,1%.

Sebagai catatan, sudah sedari bulan Mei pertumbuhan penjualan barang-barang ritel tak bisa mengalahkan capaian periode yang sama tahun sebelumnya. Bahkan pada bulan Juni, penjualan barang-barang ritel terkontraksi 1,8% secara tahunan. Pada Juni 2018, diketahui ada pertumbuhan sebesar 2,3%.

 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular