Suku Bunga Mau Dipangkas Lagi, Dolar Australia Bergeming

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 September 2019 18:49
Spekulasi pemangkasan suku bunga di Australia menguat sejak pekan lalu menyusul sinyak yang dikirim Gubernur RBA Philip Lowe.
Foto: Foto Ilustrasi mata uang Dolar Australia. REUTERS / Daniel Munoz / File Photo
Jakarta, CNBC Indonesia - Dolar Australia bergeming melawan rupiah pada perdagangan Senin (30/9/19), sehari menjelang pengumuman suku bunga bank sentral Australia (Reserve Bank of Australia/RBA) yang diprediksi kembali memangkas suku bunga.

Dolar Australia berada di level Rp 9.576,83/AU$ di pasar spot sore ini, melansir data Refinitiv. Titik tersebut sama dengan penutupan perdagangan Jumat pekan lalu.



Spekulasi pemangkasan suku bunga Australia menguat sejak pekan lalu setelah Gubernur RBA, Philip Lowe, memberikan indikasi ke arah sana. Berbicara di New South Wales dalam acara Armidale Business Chamber Dinner, Lowe mengatakan para anggota dewan bersiap kembali memangkas suku bunga setelah melakukannya pada Juni dan Juli lalu.



"Para anggota dewan bersiap untuk kembali melonggarkan kebijakan moneter jika dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, menurunkan tingkat pengangguran menuju full employment, serta mencapai target inflasi", kata Lowe sebagaimana dilansir ABC News.

Tingkat suku bunga di Australia saat ini berada di rekor terendah 1%, dan besok diprediksi akan dipangkas 25 basis poin menjadi 0,75% berdasarkan data dari Forex Factory. 

Rupiah sedang loyo pada hari ini, tetapi belum mampu ditaklukkan oleh dolar Australia akibat prediksi pemangkasan suku bunga tersebut. Spread suku bunga di Australia dan Indonesia tentunya akan semakin lebar, sehingga berinvestasi di Indonesia menjadi lebih menarik seandainya kondisi dalam negeri sudah kondusif.



Hari ini, 30 September 2019, adalah hari terakhir masa bakti DPR periode 2014-2019. Besok, 1 Oktober, akan dilantik para anggota DPR periode 2019-2024.

Sidang paripurna pamungkas DPR 2014-2019 akan dijadikan momentum bagi mahasiswa dan berbagai elemen massa untuk menyuarakan berbagai tuntutan mereka. Isu yang dibawa masih sama dengan demo pekan lalu yaitu penolakan terhadap pelemahan KPK dan RKUHP.

Seperti pekan lalu, gelombang demonstrasi bisa membuat pelaku pasar memilih wait and see. Situasi yang masih agak panas membuat investor cenderung menahan diri, dan keluar untuk sementara sembari menunggu tensi mereda.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pap/pap) Next Article Jaga Kestabilan Rupiah, BI-7 D RRR Diprediksi Sulit

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular