
RI Dikepung Demo Lagi, Rupiah Putar Balik ke Zona Merah
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
30 September 2019 17:46

Kabar bagus dari AS-China belum mampu mendongkrak kepercayaan para investor untuk berinvestasi di RI akibat situasi dalam negeri yang kurang kondusif. Para pelaku pasar melakukan aksi wait and see.
Seperti diketahui sebelumnya perundingan dagang AS-China akan dilangsungkan di Washington pada 10-11 Oktober nanti. Ini merupakan perundingan tingkat tinggi, delegasi China akan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He, sementara AS akan dikomandoi oleh Kepala Kantor Perwakilan Dagang Robert Lighthizer.
Harapan akan adanya damai dagang dua raksasa ekonomi ini terus membuncah setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan dagang bisa terjadi lebih cepat dibandingkan prediksi pelaku pasar.
Di luar perundingan dagang tersebut, sempat beredar berita bahwa AS bakal melakukan langkah kontroversial. Pemerintahan Presiden Donald Trump sedang mempertimbangkan untuk mengusir perusahaan-perusahaan China yang melantai di bursa saham New York (Wall Street). Berita ini membuat investor kelabakan, karena berisiko mengganggu proses menuju damai dagang.
Akan tetapi, hadir kabar yang melegakan. Bloomberg melaporkan, sebagaimana diberitakan oleh Reuters, Kementerian Keuangan AS membantah bahwa pemerintah bakal melakukan forced delisting terhadap emiten Negeri Tirai Bambu.
"Pemerintah tidak sedang mempertimbangkan melarang perusahaan China untuk mencatatkan saham di bursa AS untuk saat ini," kata Monica Crowley, Juru Bicara Kementerian Keuangan AS.
Asa menuju damai AS-China kembali membahana. Kini investor berharap pertemuan 10-11 Oktober nanti menelurkan hasil positif untuk mengakhiri perang dagang yang sudah berlangsung selama lebih dari setahun.
Kabar bagus dari eksternal tidak dibarengi dengan internal. Demonstrasi yang kembali berlangsung di depan gedung DPR, aksi masa yang kali ini sama dengan pekan lalu, ketika berakhir ricuh.
Hari ini, 30 September 2019, adalah hari terakhir masa bakti DPR periode 2014-2019. Besok, 1 Oktober, akan dilantik para anggota DPR periode 2019-2024. Sidang paripurna pamungkas DPR 2014-2019 akan dijadikan momentum bagi mahasiswa dan berbagai elemen massa untuk menyuarakan berbagai tuntutan mereka. Isu yang dibawa masih sama yaitu penolakan terhadap pelemahan KPK dan RKUHP.
Seperti pekan lalu, gelombang demonstrasi bisa membuat pelaku pasar memilih wait and see. Situasi yang masih agak panas membuat investor cenderung menahan diri, dan keluar untuk sementara sembari menunggu tensi mereda.
Selain itu hari ini merupakan akhir dari kuartal III-2019, sehingga kebutuhan valas dari dalam negeri khususnya korporasi sedang tinggi karena adanya pembayaran impor, utang, dividen, dan sebagainya.
Kebutuhan valas yang tinggi ini tentu akan menekan nilai tukar rupiah. Pelaku pasar perlu mewaspadai risiko tekanan ini. Akibatnya tidak bisa dihindari, rupiah harus melemah lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/tas)
Seperti diketahui sebelumnya perundingan dagang AS-China akan dilangsungkan di Washington pada 10-11 Oktober nanti. Ini merupakan perundingan tingkat tinggi, delegasi China akan dipimpin oleh Wakil Perdana Menteri Liu He, sementara AS akan dikomandoi oleh Kepala Kantor Perwakilan Dagang Robert Lighthizer.
Harapan akan adanya damai dagang dua raksasa ekonomi ini terus membuncah setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan kesepakatan dagang bisa terjadi lebih cepat dibandingkan prediksi pelaku pasar.
Akan tetapi, hadir kabar yang melegakan. Bloomberg melaporkan, sebagaimana diberitakan oleh Reuters, Kementerian Keuangan AS membantah bahwa pemerintah bakal melakukan forced delisting terhadap emiten Negeri Tirai Bambu.
"Pemerintah tidak sedang mempertimbangkan melarang perusahaan China untuk mencatatkan saham di bursa AS untuk saat ini," kata Monica Crowley, Juru Bicara Kementerian Keuangan AS.
Asa menuju damai AS-China kembali membahana. Kini investor berharap pertemuan 10-11 Oktober nanti menelurkan hasil positif untuk mengakhiri perang dagang yang sudah berlangsung selama lebih dari setahun.
![]() |
Kabar bagus dari eksternal tidak dibarengi dengan internal. Demonstrasi yang kembali berlangsung di depan gedung DPR, aksi masa yang kali ini sama dengan pekan lalu, ketika berakhir ricuh.
Hari ini, 30 September 2019, adalah hari terakhir masa bakti DPR periode 2014-2019. Besok, 1 Oktober, akan dilantik para anggota DPR periode 2019-2024. Sidang paripurna pamungkas DPR 2014-2019 akan dijadikan momentum bagi mahasiswa dan berbagai elemen massa untuk menyuarakan berbagai tuntutan mereka. Isu yang dibawa masih sama yaitu penolakan terhadap pelemahan KPK dan RKUHP.
Seperti pekan lalu, gelombang demonstrasi bisa membuat pelaku pasar memilih wait and see. Situasi yang masih agak panas membuat investor cenderung menahan diri, dan keluar untuk sementara sembari menunggu tensi mereda.
Selain itu hari ini merupakan akhir dari kuartal III-2019, sehingga kebutuhan valas dari dalam negeri khususnya korporasi sedang tinggi karena adanya pembayaran impor, utang, dividen, dan sebagainya.
Kebutuhan valas yang tinggi ini tentu akan menekan nilai tukar rupiah. Pelaku pasar perlu mewaspadai risiko tekanan ini. Akibatnya tidak bisa dihindari, rupiah harus melemah lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular