Jakarta, CNBC Indonesia - Berita soal rencana impeachment (pemakzulan) Presiden AS Donald Trump terus bergulir. Trump terancam digulingkan dari kursi presiden oleh Parlemen AS karena dianggap menyalahi wewenang sebagai pemimpin negara.
Lalu bagaimana mulanya ini terjadi dan bagaimana dampaknya ke pasar? Berikut rangkuman CNBC Indonesia:
BERLANJUT KE HAL 2 >>>
Upaya Parlemen AS melengserkan Trump dimulai saat seorang whistleblower melaporkan Trump. Ia melaporkan soal seringnya Trump berkomunikasi dengan kepala negara termasuk salah satunya Presiden Ukraina Volodynyr Zelensky.
Presiden Trump berbicara dengan Presiden Ukraina Volodynyr Zelensky selama 30 menit. Di mana Trump melakukan komunikasi telepon dan meminta Zelensky menyelidiki Hunter Biden anak Joe Biden yang merupakan salah satu rival utamanya di Pemilu AS 2020 nanti.
Trump meminta Zelensky menyelidiki Hunter. Anak Biden ini disebut menjadi salah satu petinggi di perusahaan energi Ukraina, Burisma Group, yang terlibat pencucian uang tahun 2015.
Biden diduga mengintervensi penyidikan dengan mengancam menahan jaminan pinjaman AS bila jaksa yang tengah menyidiki kasus tersebut tidak dipecat. Akhirnya, sang jaksa dipecat tahun 2016 dan anak Biden mundur dari jajaran direksi Burisma tahun 2019.
Trump menekan Ukraina dengan menahan bantuan militer senilai US$ 400 juta. Bantuan telah disetujui Kongres, namun ditunda oleh pemerintah Trump hingga pertengahan September.
BERLANJUT KE HAL 3 >>>>
Mosi tidak percaya muncul ke Trump karena skandal ini. Dalam pemungutan suara yang berlangsung di Kongres AS Selasa lalu, di mana 187 anggota DPR yang mendukung proses impeachment dari total 235 anggota
"Tindakan Presiden Trump mengungkapkan fakta yang tidak terhormat dari pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya," kata Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
"Karena itu, hari ini, saya mengumumkan Dewan Perwakilan Rakyat sedang bergerak maju dengan penyelidikan pemakzulan resmi,".
Mosi tidak percaya muncul ke Trump karena skandal ini. Dalam pemungutan suara yang berlangsung di Kongres AS Selasa, 187 anggota DPR yang mendukung proses impeachment dari total 235 anggota
"Tindakan Presiden Trump mengungkapkan fakta yang tidak terhormat dari pengkhianatan presiden atas sumpah jabatannya," kata Ketua DPR AS Nancy Pelosi.
"Karena itu, hari ini, saya mengumumkan Dewan Perwakilan Rakyat sedang bergerak maju dengan penyelidikan pemakzulan resmi,".
BERLANJUT KE HAL 4 >>> Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan bakal ada kekacauan di pasar saham jika upaya pelengseran dirinya dari kursi presiden tetap dilakukan Parlemen AS. Melalui Twitter pribadinya @realDonaldTrump, ia menegaskan pasar saham bisa ambruk.
"Jika mereka benar melakukan ini, pasar saham bisa ambruk. Kalian (parlemen) pikir ini adalah keberuntungan mendapatkan kita sebagai Bursa Saham dan Ekonomi terbaik di negara ini. Tentu tidak," tulisnya di Twitter.
Sebenarnya upaya melengserkan sang presiden bukan kali pertama terjadi. Di 2016, Trump juga terancam lengser karena skandalnya dengan Rusia.
Itu terjadi setelah laporan mantan penasihat khusus Robert Mueller ke Kongres yang menemukan adanya hubungan antara kampanye Trump dengan Rusia. Kala itu Rusia disebut-sebut memiliki andil dalam membuat Trump menang pemilu 2016 melawan saingannya, Hillary Clinton.
"Jika saya dilengserkan, Saya pikir pasar akan ambruk. Semua orang akan sangat menderita," cuit Trump saat itu.
"Tanpa pemikiran ini, Anda akan melihat angka-angka yang tidak akan Anda percayai secara terbalik," kata Trump saat itu, sambil menunjukkan tangan ke kepalanya.
"Saya menyingkirkan peraturan. Pemotongan pajak adalah hal yang luar biasa,".
BERLANJUT KE HAL 5 >>> Beberapa analis percaya, parlemen tidak mungkin melengserkan Trump karena terlalu berisiko. "Senat hanya akan mengabaikannya (pemakzulan)," kata Jack Ablin, CIO di Cresset Wealth Advisors.
"Ini mungkin gangguan terburuk. Saya benar-benar tidak berpikir investor akan mengambil risiko impeachment dengan serius pada saat ini. Jika ada bukti kuat yang sangat kuat, itu masalah lain,".
Sementara analis J.P. Morgan mengatakan upaya impeachment berpotensi memberikan pasar gejolak yang cukup liar. Mengingat saat ini pasar sudah tertekan dengan berbagai masalah seperti perang dagang AS-China dan hubungan AS-Iran.
Belum lagi komentar dan perilaku Trump di bidang perdagangan. Naik turunnya isu pemakzulan juga bisa berpengaruh pada harga saham dan aset lain.
Salah satu bukti bisa dilihat saat memo percakapan Trump dirilis pada hari Rabu lalu. Saat itu, harga saham keluar dari posisi terendahnya, emas meninggalkan level tertinggi, dan imbal hasil (yields) obligasi naik.
Meski demikian, seorang pemgamat lain Paul Hickey menilai meski penurunan terjadi dampaknya tak akan besar.
"Tentu, ada penurunan 20% pada satu titik, tapi itu karena Krisis Rusia dan jatuhnya Modal Jangka Panjang dan bukannya apa pun yang berkaitan dengan apa yang terjadi di Gedung Putih," jelasnya.