
Internasional
Trump Mau Dicopot dari Presiden AS, Ini Kronologi & Dampaknya
Rehia Sebayang & Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
29 September 2019 08:39

Beberapa analis percaya, parlemen tidak mungkin melengserkan Trump karena terlalu berisiko. "Senat hanya akan mengabaikannya (pemakzulan)," kata Jack Ablin, CIO di Cresset Wealth Advisors.
"Ini mungkin gangguan terburuk. Saya benar-benar tidak berpikir investor akan mengambil risiko impeachment dengan serius pada saat ini. Jika ada bukti kuat yang sangat kuat, itu masalah lain,".
Sementara analis J.P. Morgan mengatakan upaya impeachment berpotensi memberikan pasar gejolak yang cukup liar. Mengingat saat ini pasar sudah tertekan dengan berbagai masalah seperti perang dagang AS-China dan hubungan AS-Iran.
Belum lagi komentar dan perilaku Trump di bidang perdagangan. Naik turunnya isu pemakzulan juga bisa berpengaruh pada harga saham dan aset lain.
Salah satu bukti bisa dilihat saat memo percakapan Trump dirilis pada hari Rabu lalu. Saat itu, harga saham keluar dari posisi terendahnya, emas meninggalkan level tertinggi, dan imbal hasil (yields) obligasi naik.
Meski demikian, seorang pemgamat lain Paul Hickey menilai meski penurunan terjadi dampaknya tak akan besar.
"Tentu, ada penurunan 20% pada satu titik, tapi itu karena Krisis Rusia dan jatuhnya Modal Jangka Panjang dan bukannya apa pun yang berkaitan dengan apa yang terjadi di Gedung Putih," jelasnya. (sef/sef)
"Ini mungkin gangguan terburuk. Saya benar-benar tidak berpikir investor akan mengambil risiko impeachment dengan serius pada saat ini. Jika ada bukti kuat yang sangat kuat, itu masalah lain,".
Sementara analis J.P. Morgan mengatakan upaya impeachment berpotensi memberikan pasar gejolak yang cukup liar. Mengingat saat ini pasar sudah tertekan dengan berbagai masalah seperti perang dagang AS-China dan hubungan AS-Iran.
Salah satu bukti bisa dilihat saat memo percakapan Trump dirilis pada hari Rabu lalu. Saat itu, harga saham keluar dari posisi terendahnya, emas meninggalkan level tertinggi, dan imbal hasil (yields) obligasi naik.
Meski demikian, seorang pemgamat lain Paul Hickey menilai meski penurunan terjadi dampaknya tak akan besar.
"Tentu, ada penurunan 20% pada satu titik, tapi itu karena Krisis Rusia dan jatuhnya Modal Jangka Panjang dan bukannya apa pun yang berkaitan dengan apa yang terjadi di Gedung Putih," jelasnya. (sef/sef)
Pages
Most Popular