Lega! Babak Belur 4 Hari, Rupiah Akhirnya Menguat Juga

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 September 2019 17:23
Asa Damai Dagang Jadi Sentimen Positif Buat Rupiah
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Seperti diwartakan CNBC International yang mengutip dari tiga orang sumber, negosiasi dagang tingkat tinggi antara AS dan China di Washington akan digelar pada tanggal 10 dan 11 Oktober mendatang, Salah seorang sumber menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan memimpin delegasi dari China. 

Sebelum pemberitaan ini dipublikasikan oleh CNBC International, Juru Bicara Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa Beijing telah membeli kedelai dan daging babi asal AS dalam jumlah yang cukup besar menjelang negosiasi dagang tingkat tinggi antar kedua negara.


Pengumuman ini merupakan sebuah perubahan sikap yang signifikan dari pihak China, mengingat pada bulan lalu Beijing memutuskan untuk menghentikan seluruh pembelian produk agrikultur asal AS.

Selain itu Presiden Trump juga mengatakan kesepakatan dagang dengan China akan segera terjadi, bahkan lebih cepat dari perkiraan pasar. 

"Mereka (China) ingin membuat kesepakatan, dan itu bisa terjadi lebih cepat dari yang Anda duga. Saya bersikap baik kepada mereka, dan kami melakukan pembicaraan yang positif. China mulai membeli kembali produk agrikultur kami seperti daging sapi dan babi, banyak sekali daging babi," ungkap Trump di New York, seperti diberitakan Reuters.

Harapan akan adanya damai dagang membuat sentimen pelaku pasar membaik, mayoritas bursa saham global menguat dalam dua hari sebelumnya, termasuk Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Membaiknya sentimen pelaku pasar seharusnya juga mendongkrak kinerja rupiah, tetapi nyatanya Mata Uang Garuda malah mencatat pelemahan empat hari beruntun hingga Kamis kemarin. 

Pada hari ini, rupiah dan IHSG kembali tidak seirama, rupiah berhasil menguat, sementara IHSG malah melemah. 

Dalam empat hari sebelumnya, total rupiah melemah lebih dari 1%, pelemahan yang cukup signifikan, dan tentunya memicu aksi ambil untung (profit taking) yang bisa menguatkan rupiah. 

Selain itu tidak menutup kemungkinan ada intervensi dari Bank Indonesia (BI) untuk menstabilkan kurs rupiah agar tidak melemah terlalu cepat. 

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular