
Lega! Babak Belur 4 Hari, Rupiah Akhirnya Menguat Juga
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 September 2019 17:23

Sejak awal pekan ini rupiah terus mengalami tekanan. Demonstrasi yang berlangsung di berbagai daerah di Indonesia selama 2 hari membuat mata uang Garuda melemah masuk ke zona merah.
Mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat sipil menyuarakan aspirasi seputar penolakan terhadap RUU KUHP, RUU Pertanahan, pelemahan KPK, kebakaran hutan dan lahan, penanganan konflik Papua, dan sebagainya.
Saat situasi sosial-politik-keamanan sedang kurang kondusif, pelaku pasar tentu merasa kurang nyaman. Investor tentu lebih memilih bersikap wait and see atau memutuskan untuk keluar dulu sembari menunggu situasi tenang kembali.
Sejak Rabu kemarin, situasi di dalam negeri mulai tenang, tetapi munculnya rencana pemakzulan Presiden AS Donald Trump membuat sentimen pelaku pasar kembali memburuk, bursa saham berguguran, serta memberikan tekanan ke rupiah.
Kala sentimen pelaku pasar memburuk, aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi akan dihindari, dan aset-aset aman (safe haven) menjadi investasi favorit.
Sejak Rabu, dolar AS juga sedang perkasa dan berlanjut hingga hari ini, Dampaknya rupiah tidak sanggup bangkit.
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang Paman Sam, pada hari Rabu menguat 0,71%, kemudian Kamis kemarin naik 0,1%, dan hari ini masih perkasa menguat 0,08% di level 99,20. Posisi saat ini juga tidak jauh dari 99,37 yang merupakan titik terkuat lebih dari dua tahun terakhir yang dicapai pada 3 September lalu.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(pap/tas)
Mahasiswa dan berbagai elemen masyarakat sipil menyuarakan aspirasi seputar penolakan terhadap RUU KUHP, RUU Pertanahan, pelemahan KPK, kebakaran hutan dan lahan, penanganan konflik Papua, dan sebagainya.
Saat situasi sosial-politik-keamanan sedang kurang kondusif, pelaku pasar tentu merasa kurang nyaman. Investor tentu lebih memilih bersikap wait and see atau memutuskan untuk keluar dulu sembari menunggu situasi tenang kembali.
![]() |
Sejak Rabu kemarin, situasi di dalam negeri mulai tenang, tetapi munculnya rencana pemakzulan Presiden AS Donald Trump membuat sentimen pelaku pasar kembali memburuk, bursa saham berguguran, serta memberikan tekanan ke rupiah.
Kala sentimen pelaku pasar memburuk, aset-aset berisiko dan berimbal hasil tinggi akan dihindari, dan aset-aset aman (safe haven) menjadi investasi favorit.
Sejak Rabu, dolar AS juga sedang perkasa dan berlanjut hingga hari ini, Dampaknya rupiah tidak sanggup bangkit.
Indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan mata uang Paman Sam, pada hari Rabu menguat 0,71%, kemudian Kamis kemarin naik 0,1%, dan hari ini masih perkasa menguat 0,08% di level 99,20. Posisi saat ini juga tidak jauh dari 99,37 yang merupakan titik terkuat lebih dari dua tahun terakhir yang dicapai pada 3 September lalu.
(BERLANJUT KE HALAMAN 3)
(pap/tas)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular