Analisis

Pasar Emas Galau, Tembus ke Bawah US$ 1.500 Nggak Ya?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
27 September 2019 13:42
Pasar Emas Galau, Tembus ke Bawah US$ 1.500 Nggak Ya?
Foto: Emas Batangan di toko Degussa di Singapur, 16 Juni 2017 (REUTERS/Edgar Su)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot "galau" pada perdagangan Jumat (27/9/19), pergerakan yang sama juga terjadi pada Kamis kemarin, sehari setelah anjlok 1,83%.

Sejatinya harga emas sedang tertekan akibat harapan akan adanya damai dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China. Pada Selasa (24/9/19) waktu setempat, Presiden AS, Donald Trump, mengatakan kesepakatan dagang dengan China akan segera terjadi, bahkan lebih cepat dari perkiraan pasar.

"Mereka (China) ingin membuat kesepakatan, dan itu bisa terjadi lebih cepat dari yang Anda duga. Saya bersikap baik kepada mereka, dan kami melakukan pembicaraan yang positif. China mulai membeli kembali produk agrikultur kami seperti daging sapi dan babi, banyak sekali daging babi," ungkap Trump di New York, seperti diberitakan Reuters.

Pernyataan Trump tersebut dikuatkan dengan komentar dari Juru Bicara Kementerian Perdagangan China yang mengatakan bahwa Beijing telah membeli kedelai dan daging babi asal AS dalam jumlah yang cukup besar menjelang negosiasi dagang tingkat tinggi antar kedua negara.



Pengumuman itu merupakan sebuah perubahan sikap yang signifikan dari pihak China, mengingat pada bulan lalu Beijing memutuskan untuk menghentikan seluruh pembelian produk agrikultur asal AS.

Negosiasi dagang tingkat tinggi antara AS dan China di Washington akan digelar pada tanggal 10 dan 11 Oktober mendatang, seperti dilansir dari CNBC International yang mengutip tiga orang sumber yang mengetahui masalah tersebut. Salah seorang sumber menyebut bahwa Wakil Perdana Menteri China Liu He akan memimpin delegasi dari China.

Kesepakatan dagang antara kedua negara tentunya menjadi kabar bagus bagi pasar finansial. Pertumbuhan ekonomi AS dan China akan kembali bangkit, dan tentu saja diikuti pertumbuhan ekonomi global. Ketika ekonomi kembali bangkit, maka daya tarik emas sebagai aset aman (safe haven) akan menurun.

Namun, proses pemakzulan Presiden Trump yang sedang berlangsung membuat harga emas masih mampu bertahan dari tekanan. Komite Intelijen DPR AS pada Kamis kemarin sudah merilis aduan yang mencurigai Presiden Trump menggunakan kekuasaannya untuk meminta negara asing ikut campur dalam Pemilu 2020.



Sepanjang sejarah AS, ada tiga kali proses pemakzulan dan belum pernah ada Presiden yang dilengserkan dari jabatannya. Andrew Johnson dan Bill Clinton merupakan dua presiden yang pernah mengalami proses pemakzulan, tetapi mereka tetap menduduki jabatannya sebagai Presiden AS hingga akhir masa jabatan.

Ada lagi Richard Nixon yang mengalami proses sama akibat skandal Watergate tapi Nixon mengundurkan diri sebelum proses pemakzulan masuk ke tahap voting.

Meski demikian, tetap saja proses pemakzulan Trump menambah ketidakpastian di pasar yang membuat harga emas masih mampu bertahan dari tekanan.

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Harga emas pada perdagangan Kamis kemarin tertajam di rendah US$ 1.500 sampai US$ 1.512/troy ons, sehingga belum ada perubahan level-level yang perlu diperhatikan. 

Grafik: Emas (XAU/USD) Harian 
Sumber: investing.com


Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah), tetapi masih di atas MA 125 hari (garis hijau).

Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) masih bertahan di wilayah positif. Histogram kembali ke wilayah negatif. Indikator tersebut menunjukkan emas mulai tertekan lagi. 

Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Sumber: investing.com


Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8 tetapi di bawah MA 21 tetapi dan MA 125. Indikator stochastic mulai masuk ke wilayah jenuh jual (oversold). 

Emas kini bergerak di bawah US$ 1.504/troy ons, dan berpotensi turun menguji kembali level psikologis US$ 1.500/troy ons. Diperlukan penembusan di bawah level psikologis untuk bisa turun lebih dalam ke level US$ 1.494/troy ons. Support selanjutnya berada di level US$ 1.490/troy ons. 

Di sisi lain, selama bertahan di atas US$ 1.500/troy ons, emas berpeluang rebound melihat indikator Stochastic yang oversold. Untuk bisa menguat kembali, emas perlu secara konsisten menembus level US$ 1.512, dengan target menuju area US$ 1.516/troy ons. Kalau level itu juga dilewati, peluang ke area U$ 1.521/troy ons menjadi semakin terbuka.

TIM RISET CNBC INDONESIA



(pap/pap) Next Article Isu Resesi Ketutup Asa Damai Dagang, Emas Amblas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular