
Analisis
Tenang! Rupiah Bisa Menguat ke Rp 14.130/US$, Percaya Nggak?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
26 September 2019 12:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) kembali melemah pada perdagangan Kamis (26/9/19). Sejak awal pekan rupiah terus mengalami tekanan hingga mencatat pelemahan tiga hari berturut-turut pada Selasa kemarin.
Rupiah membuka perdagangan dengan stagnan alias sama dengan penutupan perdagangan Selasa kemarin di Rp 14.145/US$. Setelahnya, Mata uang Garuda terus tertekan hingga menyentuh level Rp 14.162/US$, sebelum kembali stagnan pada pukul 12:00 WIB.
Dua hari pertama di pekan ini, rupiah tertekan akibat aksi demonstrasi di dalam negeri, yang membuat situasi kurang kondusif. Sementara Rabu kemarin, saat kondisi dalam negeri mulai tenang, pelaku pasar dikejutkan dengan dimulainya proses pemakzulan Presiden AS Donald Trump.
Sepanjang sejarah AS, ada tiga kali proses pemakzulan dan belum pernah ada Presiden yang dilengserkan dari jabatannya. Andrew Johnson dan Bill Clinton merupakan dua presiden yang pernah mengalami proses pemakzulan, tetapi mereka tetap menduduki jabatannya sebagai Presiden AS hingga akhir masa jabatan.
Ada lagi Richard Nixon yang mengalami proses sama akibat skandal Watergate tapi Nixon mengundurkan diri sebelum proses pemakzulan masuk ke tahap voting. Proses pemakzulan yang diinisiasi oleh DPR AS nantinya di-voting oleh Senat. Partai Republik masih menguasai Senat AS sehingga kemungkinan Trump lengser dari jabatannya cukup kecil.
Serangkaian sentimen negatif dalam tiga hari terakhir membuat rupiah melemah 0,68% dalam tiga hari terakhir. Kini ada satu kabar bagus yang sebenarnya bisa membawa rupiah ke zona hijau.
Presiden AS Donald Trump mengungkapkan proses dialog Washington-Beijing berjalan mulus. Bahkan sang presiden ke-45 Negeri Adidaya sudah berani sesumbar bahwa kesepakatan damai dagang bisa segera terwujud.
"Mereka (China) ingin membuat kesepakatan, dan itu bisa terjadi lebih cepat dari yang Anda duga. Saya bersikap baik kepada mereka, dan kami melakukan pembicaraan positif. China mulai membeli lagi produk agrikultur kami seperti daging sapi dan babi, banyak sekali daging babi," ungkap Trump kepada jurnalis di New York, seperti diberitakan Reuters.
Selain dengan China, Trump juga mengatakan sudah mencapai kesepakatan awal dengan Jepang. Komentar dari Trump tersebut mampu mengangkat sentimen pelaku pasar pada hari ini, terbukti mayoritas bursa saham Asia menguat dan bisa berdampak positif bagi rupiah.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Rupiah membuka perdagangan dengan stagnan alias sama dengan penutupan perdagangan Selasa kemarin di Rp 14.145/US$. Setelahnya, Mata uang Garuda terus tertekan hingga menyentuh level Rp 14.162/US$, sebelum kembali stagnan pada pukul 12:00 WIB.
Dua hari pertama di pekan ini, rupiah tertekan akibat aksi demonstrasi di dalam negeri, yang membuat situasi kurang kondusif. Sementara Rabu kemarin, saat kondisi dalam negeri mulai tenang, pelaku pasar dikejutkan dengan dimulainya proses pemakzulan Presiden AS Donald Trump.
Sepanjang sejarah AS, ada tiga kali proses pemakzulan dan belum pernah ada Presiden yang dilengserkan dari jabatannya. Andrew Johnson dan Bill Clinton merupakan dua presiden yang pernah mengalami proses pemakzulan, tetapi mereka tetap menduduki jabatannya sebagai Presiden AS hingga akhir masa jabatan.
Ada lagi Richard Nixon yang mengalami proses sama akibat skandal Watergate tapi Nixon mengundurkan diri sebelum proses pemakzulan masuk ke tahap voting. Proses pemakzulan yang diinisiasi oleh DPR AS nantinya di-voting oleh Senat. Partai Republik masih menguasai Senat AS sehingga kemungkinan Trump lengser dari jabatannya cukup kecil.
Serangkaian sentimen negatif dalam tiga hari terakhir membuat rupiah melemah 0,68% dalam tiga hari terakhir. Kini ada satu kabar bagus yang sebenarnya bisa membawa rupiah ke zona hijau.
Presiden AS Donald Trump mengungkapkan proses dialog Washington-Beijing berjalan mulus. Bahkan sang presiden ke-45 Negeri Adidaya sudah berani sesumbar bahwa kesepakatan damai dagang bisa segera terwujud.
"Mereka (China) ingin membuat kesepakatan, dan itu bisa terjadi lebih cepat dari yang Anda duga. Saya bersikap baik kepada mereka, dan kami melakukan pembicaraan positif. China mulai membeli lagi produk agrikultur kami seperti daging sapi dan babi, banyak sekali daging babi," ungkap Trump kepada jurnalis di New York, seperti diberitakan Reuters.
Selain dengan China, Trump juga mengatakan sudah mencapai kesepakatan awal dengan Jepang. Komentar dari Trump tersebut mampu mengangkat sentimen pelaku pasar pada hari ini, terbukti mayoritas bursa saham Asia menguat dan bisa berdampak positif bagi rupiah.
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular