Isu Resesi Bisa Bikin Harga Emas Naik Lagi

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 September 2019 14:20
Isu Resesi Bisa Bikin Harga Emas Naik Lagi
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di pasar spot bergerak turun hari ini. Namun ke depan bukan tidak mungkin harga sang logam mulia kembali naik.

Pada Selasa (24/9/2019) pukul 14:13 WIB, harga emas berada di US$ 1.524,14/troy ons. Turun tipis 0,04% dibandingkan posisi hari sebelumnya.

Dalam sepekan terakhir, harga emas sudah melonjak 1,43%. Oleh karena itu, wajar jika investor mencoba mencairkan keuntungan. Harga emas pun turun akibat tekanan jual.

Namun ke depan bukan tidak mungkin harga emas kembali bergerak ke utara. Pasalnya, isu resesi ekonomi semakin santer terdengar di pasar.

Di Eropa, angka pembacaan awal Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur Jerman versi Markit periode September ada di 41,4. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 43,5.

Sementara PMI gabungan berada di 49,1. Juga turun dibandingkan Agustus yang sebesar 51,7.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, berarti dunia usaha sedang optimistis sehingga akan melakukan ekspansi. Namun kalau di bawah 50 ya kebalikannya.

Sementara di Prancis, pembacaan awal PMI manufaktur untuk September adalah 50,3. Masih optimistis, angkanya di atas 50. Namun optimisme itu sedikit pudar karena pada Agustus angkanya adalah 51,1.

Demikian pula untuk PMI gabungan, yang berada di 51,3 pada September. Dunia usaha Negeri Anggur memang masih pede, tetapi tingkat kepedean itu turun karena bulan sebelumnya masih 52,9.

Sementara di AS, peluang menuju resesi semakin tinggi. Survei yang dilakukan Universitas Duke terhadap 225 Chief Financial Officer (CFO) perusahaan di AS menunjukkan bahwa 53% responden meyakini Negeri Paman Sam akan mengalami resesi pada akhir kuartal III-2020.

Survei dari Bank of Amerika Merrill Lynch Global Fund Manager menunjukkan, 38% dari 100 manajer perusahaan yakin resesi bakal terjadi. Sementara itu jajak pendapat yang dilakukan ABC News/Washington Post awal bulan lalu menyebutkan enam dari 10 warga AS percaya resesi akan datang tahun depan.




(BERLANJUT KE HALAMAN 2)


Jerman Resesi di Kuartal III-2019? Emas Bisa Kian BersinarGrafik: Emas (XAU/USD) Harian
Sumber: investing.com

Pada grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD bergerak di atas rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).

Indikator rerata pergerakan konvergen divergen (MACD) di wilayah positif dan mulai bergerak naik kembali. Histogram sudah masuk ke wilayah positif, Indikator tersebut menunjukkan emas mulai mengumpulkan momentum penguatan. 


Jerman Resesi di Kuartal III-2019? Emas Bisa Kian BersinarGrafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Sumber: investing.com

Pada time frame 1 jam, emas bergerak di kisaran MA 8 tetapi di atas MA 21 tetapi masih di atas MA 125. Indikator stochastic bergerak naik dari wilayah jenuh jual (oversold). 

Emas kini bergerak di kisaran US$ 1.521/troy ons. Jika kembali bergerak konsisten di atas level tersebut, emas berpeluang naik dan menguji kembali level US$ 1.526/troy ons. 

Peluang ke area US$ 1.530/US$ hingga ke US$ 1.534/troy ons menjadi terbuka jika logam mulia mampu menembus konsisten di atas US$ 1.526/troy ons. Sementara kalau emas terus tertahan di bawah level US$ 1.521/troy ons target penurunan yang dituju US$ 1.516 sampai US$ 1.512/troy ons.


TIM RISET CNBC INDONESIA 



(pap/pap) Next Article Isu Resesi Ketutup Asa Damai Dagang, Emas Amblas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular