Pasar Keuangan Terguncang karena Demo, Ini Respons Darmin

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
24 September 2019 11:08
Pasar saham mengalami pelemahan, rupiah melemah, dan pasar obligasi mengalami penurunan imbal hasil (yield).
Foto: Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution (CNBC Indonesia/Efrem Limsan Siregar)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia melemah cukup dalam pada hari ini. Pasar saham mengalami pelemahan, rupiah melemah, dan pasar obligasi mengalami penurunan imbal hasil (yield).

Kecemasan gaduh politik dan kerawanan keamanan dalam negeri mungkin menjadi alasan kecemasan investor. Belum lagi, ditambah dengan ancaman resesi global yang semakin mendekati kenyataan.

Menanggapi hal ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menegaskan pemerintah sudah memberikan sikap tegas dalam menyikapi situasi keamanan dalam negeri terkini.

"Pemerintah sudah mengambil langkah mengusulkan ke DPR menunda pembahasan sejumlah UU. Masalahnya ada di situ," kata Darmin di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (24/9/2019).

"Jadi jangan dibilang enggak ada langkah pemerintah. Ada lah," jelasnya.

Sebagai informasi, IHSG hingga pukul 11.05 WIB terkoreksi 1,26% ke level 6.127,86, terkoreksi sendiri pada saat bursa saham Asia sedang tren hijau. Sementara bursa utama di kawasan Asia juga cenderung tertekan karena aksi demo di Hong Kong yang ternyata masih membara, akibatnya Hang Seng melemah 0,81%, Shanghai Composite negatif 0,98%, Kospi stagnan, Strait Times koreksi 0,432%, dan Nikkei 225 naik tapi tipis hanya 0,16%.

Sedangkan nilai tukar rupiah juga mengalami pelemahan di pasar spot terhadap Dolar Amerika Serikat (AS). Rupiah secara persentase melemah 0,21% tutup di harga Rp 14.080/US$.

Mayoritas mata uang utama Asia juga melemah, hingga pukul 16:00 WIB, yuan China memimpin pelemahan sebesar 0,52%, disusul peso Filipina sebesar 0,31%, dan won Korea Selatan melengkapi tiga besar setelah melemah 0,27%.

Di pasar obligasi pemerintah, yield sebagian besar turun tapi tipis. Seperti diketahui ada empat seri yang biasanya menjadi acuan para pelaku pasar, yakni: FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.
(hps/hps) Next Article Sederet Fakta Omnibus Law yang Bikin Ribuan Buruh Marah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular