
Top! BI Pangkas Bunga & Gelontorkan Relaksasi, IHSG Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar mulai memburu saham-saham di tanah air pasca mendengar hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang memutuskan untuk memangkas tingkat suku bunga acuan alias 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin (bps), dari 5,5% menjadi 5,25%.
Keputusan terkait dengan suku bunga acuan tersebut diumumkan pada siang hari ini pasca RDG yang berlangsung selama dua hari selesai digelar. Keputusan ini sesuai dengan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia, beserta juga analisis dari kami sendiri.
Sebelum pemangkasan tingkat suku bunga acuan diumumkan, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditransaksikan melemah 0,39% ke level 6.252,06. Kini, pelemahannya menipis menjadi 0,33% ke level 6.256,15. Memang tidak signifikan, namun setidaknya tekanan yang dialami pasar saham tanah air sudah mulai mengendur.
Untuk diketahui, pemangkasan tingkat suku bunga acuan yang dieksekusi BI pada hari ini menandai pemangkasan tingkat suku bunga acuan selama tiga bulan beruntun. Dalam pertemuan di bulan Juli dan Agustus, BI mengeksekusi pemangkasan tingkat suku bunga acuan masing-masing sebesar 25 bps.
Pada saat ini, perekonomian Indonesia jelas membutuhkan pemangkasan tingkat suku bunga acuan. Pada awal bulan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi periode kuartal II-2019. Sepanjang tiga bulan kedua tahun 2019, BPS mencatat perekonomian hanya tumbuh sebesar 5,05% secara tahunan (year-on-year/YoY), jauh melambat dibandingkan capaian kuartal II-2018 kala perekonomian mampu tumbuh sebesar 5,27%.
Pertumbuhan ekonomi pada tiga bulan kedua tahun 2019 juga melambat jika dibandingkan capaian pada kuartal I-2019 yang sebesar 5,07%. Untuk periode semester I-2019, perekonomian Indonesia hanya tumbuh 5,06% YoY.
Padahal, pada tiga bulan kedua tahun ini ada gelaran pemilihan umum (Pemilu) dan kehadiran bulan Ramadan yang diharapkan bisa mendongkrak konsumsi dan pertumbuhan ekonomi secara umum. Kenyataannya, perekonomian Indonesia tetap saja loyo.
Jelas dibutuhkan pemangkasan tingkat suku bunga acuan lebih lanjut guna merangsang laju perekonomian tanah air. Kala tingkat suku bunga acuan dipangkas lebih lanjut, bank akan semakin terdorong untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit sehingga memacu dunia usaha untuk melakukan ekspansi. Selain itu, masyarakat juga akan terdorong untuk meningkatkan konsumsinya. Pada akhirnya, roda perekonomian akan berputar lebih kencang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Tunggu Suku Bunga BI, IHSG Berisiko Turun ke 6.800 di Sesi 2?
