Dolar AS Perkasa di Asia, Tapi Kalah Lawan Rupiah!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 September 2019 10:48
Data Ekonomi AS Ternyata Masih Oke
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Selain itu, ekonomi AS ternyata tidak jelek-jelek amat. Pada Agustus, produksi indutri di Negeri Paman Sam naik 0,6% dibandingkan bulan sebelumnya. Ini menjadi kenaikan bulanan tertinggi sejak Agustus 2018.

Kemudian pembacaan awal angka sentimen konsumen versi University of Michigan pada September adalah 92. Naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 89,8 dan di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 90,9. Artinya, konsumen di AS masih optimistis menjalani bahtera ekonomi ke depan.

Ada lagi. Pada Agustus, penjualan ritel Negeri Adidaya naik 0,4% dibandingkan bulan sebelumnya. Angka ini di atas konsensus pasar yang dihimpun Reuters yaitu 0,2% dan lebih baik ketimbang rata-rata selama 1992-2019 yang sebesar 0,36%.

Masih ada lagi nih. Jumlah klaim tunjangan pengangguran pada pekan yang berakhir 7 September tercatat 204.000. Turun 15.000 dibandingkan pekan sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak pertengahan April.

Data-data tersebut menggambarkan bahwa sebenarnya perekonomian AS masih bergeliat. Permintaan berpotensi untuk meningkat sehingga menimbulkan tekanan inflasi.

Atas dasar pertimbangan inflasi tersebut, maka ada kemungkinan The Fed akan menahan suku bunga acuan di 2-2,25% untuk bulan ini. Kabar ini tentu menjadi suntikan adrenalin bagi dolar AS.

Tanpa penurunan suku bunga acuan, maka berinvestasi di instrumen berbasis dolar AS tidak terlalu buntung. Permintaan dolar AS meningkat, sehingga nilai tukarnya menguat.



TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular