Hawa Panas di Jepang, China, dan Korea Lambungkan Batu Bara

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
17 September 2019 13:24
Harga komoditas ini berpeluang terus menguat.
Foto: Tambang batubara Maules Creek Whitehaven Coal di New South Wales, Australia (Whitehaven Coal Ltd/Handout via REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara acuan pasar ICE Newcastle menguat naik signifikan pada perdagangan kemarin. Harga komoditas ini berpeluang terus menguat.

Kemarin harga batu bara ditutup di US$ 70,5/metrik ton atau melonjak 1,81%. Ini merupakan rekor tertinggi dalam sebulan terakhir. Namun sejak awal tahun, harga baru bara masih mengalami koreksi dalam.



Harapan harga untuk naik minggu ini masih ada. Kondisi panas masih akan melanda berbagai kawasan Asia Timur seperti China, Korea Selatan, dan Jepang. Sebagai tambahan informasi konsumsi batu bara termal di musim panas biasanya mengalami tren kenaikan.

Di China cuaca panas masih akan melanda di bagian tenggara dan kawasan timur laut. Suhu diperkirakan memanas di timur laut berkisar antara 3-6 derajat celcius di atas normal. 

Sementara itu di Jepang, suhu akan sedikit lebih hangat daripada biasanya untuk 10 hari ke depan. Kondisi yang cukup kering diprediksi juga akan melanda Korea Selatan dalam waktu dekat.

Mengutip data dari Refinitiv, impor batu bara Jepang hingga 31 Juli 2019 naik 28,75% dari bulan sebelumnya ke 10,3 juta ton. Pada periode yang sama, kenaikan impor juga terjadi di Korea Selatan. Hingga akhir Juli lalu impor batu bara Korea Selatan mencapai 11,98 juta ton dari 9,2 juta ton pada bulan sebelumnya, atau naik 28,2%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(taa/taa) Next Article Sudah Dua Pekan Tertekan, Harga Batu Bara Mulai Rebound

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular