
Harga CPO Melonjak, Tertinggi Sejak Februari
Tirta Citradi, CNBC Indonesia
17 September 2019 11:39

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga komoditas minyak sawit mentah (CPO) di bursa Malaysia melonjak tajam. Bahkan sampai menyentuh titik tertinggi dalam enam bulan terakhir.
Pada Selasa (17/9/2019) pukul 10:46 WIB, harga CPO berada di RM 2.827/metrik ton. Melesat 4,34% dibandingkan posisi perdagangan hari sebelumnya dan berada di posisi tertinggi sejak Februari.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan harga CPO membubung. Pertama adalah depresiasi mata uang ringgit Malaysia. Pada pukul 11:36 WIB, ringgit melemah 0,36% terhadap dolar Amerika Serikat.
CPO adalah komoditas yang dibanderol dalam mata uang ringgit. Jadi kala ringgit melemah, harga CPO menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Oleh karena itu, permintaan pun meningkat sehingga harga terangkat.
Faktor kedua adalah Malaysia sedang mempersiapkan untuk mengekspor minyak sawit bersertifikat (Malaysia Sustainable Palm Oil/MSPO) ke pasar Eropa mulai tahun depan. "Sertifikasi MSPO dibutuhkan agar produk minyak sawit Malaysia dapat menembus pasar Eropa" terang Chew Jit Seng, Chief Executive Malaysia Palm Oil Certification Council (MPOCC).
Selain program sertifikasi, Malaysian Palm Oil Board (MPOB) bersama dengan FGV Holdings Bhd sudah memulai program bioenergi B20. Dengan adanya program biodiesel ini, Malaysia yang notabene merupakan negara pengekspor minyak sawit dapat meningkatkan permintaan domestik minyak sawit. Peningkaan permintaan dari dalam negeri diharapkan dapat menjaga kestabilan harga komoditas ini.
Wang Tao, analis teknikal untuk komoditas sawit Reuters, memprediksi harga minyak sawit masih berpotensi melampaui titik tertinggi sebelumnya ke level RM 2.406/metrik ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(Tirta Citradi/aji) Next Article Harga CPO Anjlok 1%, Tapi Ada Peluang Naik Lagi Kok
Pada Selasa (17/9/2019) pukul 10:46 WIB, harga CPO berada di RM 2.827/metrik ton. Melesat 4,34% dibandingkan posisi perdagangan hari sebelumnya dan berada di posisi tertinggi sejak Februari.
CPO adalah komoditas yang dibanderol dalam mata uang ringgit. Jadi kala ringgit melemah, harga CPO menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Oleh karena itu, permintaan pun meningkat sehingga harga terangkat.
Faktor kedua adalah Malaysia sedang mempersiapkan untuk mengekspor minyak sawit bersertifikat (Malaysia Sustainable Palm Oil/MSPO) ke pasar Eropa mulai tahun depan. "Sertifikasi MSPO dibutuhkan agar produk minyak sawit Malaysia dapat menembus pasar Eropa" terang Chew Jit Seng, Chief Executive Malaysia Palm Oil Certification Council (MPOCC).
Selain program sertifikasi, Malaysian Palm Oil Board (MPOB) bersama dengan FGV Holdings Bhd sudah memulai program bioenergi B20. Dengan adanya program biodiesel ini, Malaysia yang notabene merupakan negara pengekspor minyak sawit dapat meningkatkan permintaan domestik minyak sawit. Peningkaan permintaan dari dalam negeri diharapkan dapat menjaga kestabilan harga komoditas ini.
Wang Tao, analis teknikal untuk komoditas sawit Reuters, memprediksi harga minyak sawit masih berpotensi melampaui titik tertinggi sebelumnya ke level RM 2.406/metrik ton.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(Tirta Citradi/aji) Next Article Harga CPO Anjlok 1%, Tapi Ada Peluang Naik Lagi Kok
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular