
Market Cap GGRM dan HMSP Drop, Laba PTBA Anjlok 24%

4.Harga Batu Bara Turun, Laba PTBA Semester I Anjlok 24%
Total keuntungan yang dibukukan oleh produsen batu bara, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), turun hingga dua digit pada paruh pertama tahun ini.
Melansir laporan keuangan perusahaan yang telah mendapat penelaahan terbatas (limited review), tercatat laba bersih PTBA pada semester pertama 2019 anjlok 24,42% secara tahunan (year-on-year/YoY) menjadi Rp 2,01 triliun dari sebelumnya Rp 2,66 triliun di semester I-2018.
Jika ditelusuri lebih rinci, terkikisnya laba bersih PTBA disebabkan tingginya beban produksi, penurunan pada laba atas entitas ventura bersama. Terlebih lagi, total pendapatan perusahaan juga stagnan dengan hanya mencatatkan pertumbuhan sekitar 1%.
Hingga akhir Juni 2019, total pemasukan yang dibukukan produsen batu bara pelat merah tersebut naik tipis 1,17% YoY menjadi Rp 10,61 triliun, dari periode yang sama tahun lalu mencapai Rp 10,49 triliun. Besar kemungkinan, penyebab pendapatan perusahaan stagnan karena penurunan harga batu bara dunia.
5.Bos Bhakti Agung Prediksi Sektor Properti Bangkit pada 2022
PT Bhakti Agung Propertindo Tbk (BAPI) optimistis pasar properti Indonesia mulai tahun ini kembali bergairah kembali setelah mengalami kelesuan beberapa tahun terakhir. Manajemen meperkirakan penjualan properti miliknya akan mencapai puncak penjualan pada 2022.
Direktur Bhakti Agung Propertindo Agung Hadu Tjahjanto mengatakan dalam waktu tiga tahun mendatang diproyeksikan penjualan perusahaan akan mencapai Rp 137 miliar atas penjualan 1.300 unit properti miliknya. Pada tahun tersebut perusahaan juga memperkirakan akan menyelesaikan kawasan mixed use yang dikembangkannya di Ciledug, Tangerang.
"2019 ini trennya mulai naik dan kami sangat yakin dengan IPO ini kami menjadi lebih bagus lagi," kata Agung di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (16/9/2019).
Dia menjelaskan, saat ini perusahaan tengah mengembangkan lahan seluas 1,2 hektar untuk kawasan mixed use yang terdiri dari dua tower apartemen, kondotel dan kawasan komersial. Pengembangan ini telah dilakukan sejak tahun lalu dan ditergetkan rampung pada 2022 nanti.
(sef/sef)