
AS-China Sama-sama Melunak, Wall Street Siap Menghijau Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan dibuka menguat pada perdagangan hari ini. Hingga pukul 17:45 WIB, kontrak futures Dow Jones mengimplikasikan kenaikan sebesar 102 poin pada saat pembukaan perdagangan malam hari ini, sementara S&P dan Nasdaq 100 diimplikasikan naik masing-masing sebesar 9 dan 23 poin.
Wall Street masih akan melaju di zona hijau pasca kemarin (12/9/2019) sudah membukukan penguatan: indeks Dow Jones naik 0,17%, indeks S&P 500 menguat 0,29%, dan indeks Nasdaq 100 bertambah 0,38%.
Hubungan AS-China yang kian mesra di bidang perdagangan menjadi faktor utama yang memantik aksi beli di bursa saham AS. Kemarin waktu setempat, Presiden AS Donald Trump mengindikasikan bahwa AS dan China bisa meneken kesepakatan dagang interim, walau itu bukanlah sebuah opsi utama.
"Bayak orang membicarakannya, saya melihat banyak analis menyebut mengenai sebuah kesepakatan interim - yang artinya kita akan menyepakati beberapa hal saja, yang mudah dulu. Tidak ada yang mudah atau sulit, yang ada adalah ada kesepakatan atau tidak ada kesepakatan. Tetapi itu adalah sesuatu yang akan kita pertimbangkan, saya rasa," ujar Trump, seperti dikutip CNBC International.
Melansir CNBC International, delegasi kedua negara dijadwalkan bertemu pada pekan depan guna melanjutkan usaha untuk menyusun rancangan kesepakatan dagang.
Sinyal dari Trump bahwa AS-China bisa meneken kesepakatan dagang interim datang pasca dirinya mengumumkan melalui media sosial Twitter bahwa kenaikan bea masuk bagi produk impor asal China yang sebelumnya dijadwalkan akan mulai berlaku pada tanggal 1 Oktober, diundur menjadi tanggal 15 Oktober.
Untuk diketahui, bea masuk yang diundur tersebut merupakan bea masuk yang menyasar produk impor asal China senilai US$ 250 miliar. Pemerintahan Presiden Trump akan menaikkan bea masuk bagi produk senilai US$ 250 miliar tersebut menjadi 30%, dari yang sebelumnya 25%.
Trump mengungkapkan bahwa keputusan tersebut diambil berdasarkan permintaan dari Wakil Perdana Menteri China Liu He, beserta dengan fakta bahwa tanggal 1 Oktober merupakan peringatan ke 70 tahun dari lahirnya Republik Rakyat China.
Etikat baik dari AS ini melengkapi etikat baik yang sudah ditunjukkan oleh China. Pada hari Rabu (11/9/2019), Kementerian Keuangan China mengumumkan daftar produk impor asal AS yang akan dibebaskan dari pengenaan bea masuk baru. Melansir CNBC International, ada sebanyak 16 jenis produk impor yang diberikan pembebasan oleh China, termasuk pakan ternak, obat untuk kanker, dan pelumas. Pembebasan ini akan mulai berlaku pada tanggal 17 September hingga September 2020.
Sebagai informasi, sejauh ini delegasi tingkat tinggi dari kedua negara masih dijadwalkan untuk menggelar negosiasi dagang secara tatap muka pada awal bulan depan. Negosiasi tatap muka di AS pada awal bulan depan diketahui akan melibatkan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin, Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, Wakil Perdana Menteri China Liu He, serta Gubernur Bank Sentral China Yi Gang.
Lebih lanjut, aura pemangkasan tingkat suku bunga acuan yang masih kental terasa ikut memantik aksi beli di bursa saham AS.
Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak fed fund futures per 13 September 2019, probabilitas bahwa The Fed akan memangkas tingkat suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pertemuan minggu depan berada di level 86,5%.
Aura pemangkasan tingkat suku bunga acuan masih kental terasa seiring dengan rilis angka inflasi yang berada di bawah ekspektasi. Kemarin, inflasi AS periode Agustus 2019 diumumkan di level 1,7% secara tahunan, lebih rendah dibandingkan konsensus yang sebesar 1,8%, dilansir dari Trading Economics.
Pada pukul 19:30 WIB, data pertumbuhan penjualan barang-barang ritel periode Agustus 2019 akan dirilis. Pada pukul 21:00 WIB, pembacaan awal atas angka indeks keyakinan konsumer periode September 2019 akan dirilis oleh University of Michigan.
Pada hari ini, tidak ada pejabat The Federal Reserve (The Fed) yang dijadwalkan untuk berbicara.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Dibayangi Klaim Sepihak Trump, Wall Street Akan Menghijau
