
Giant Bakal Tutup Gerai Lagi, Bagaimana Kinerja Peritel Lain?
Dwi Ayuningtyas, CNBC Indonesia
13 September 2019 11:15

Sepanjang semester pertama tahun ini, salah satu pesaing HERO, PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) juga mengalami nasib serupa, meskipun koreksi pada kinerja keuangan perusahaan tidak terlalu parah.
Sebagai informasi, LPPF juga mengelola salah satu merek ritel Hypermart yang merupakan pesaing dari Giant.
Total pemasukan LPPF hingga akhir Juni terbilang stagnan dengan hanya tumbuh 0,59% secara tahunan menjadi RP 5,95 triliun. Sayangnya, keuntungan yang dikantongi perusahaan turun 13,6% YoY menjadi hanya Rp 1,16 miliar.
Dari tabel di atas terlihat bahwa, LPPF lebih unggul dari HERO karena meskipun laba bersih perusahaan turun, imbal hasil (Net Profit Margin/NPM) yang dibukukan masih menyentuh level dua digitm yakni 19,53%. Sementara imbal hasil HERO hanya 0,12%.
Di lain pihak, ritel makanan dalam bentuk minimarket mencatatkan kinerja fundamental yang lebih kokoh, seperti yang dikelola oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET). Salah satu gerai ritel minimarket yang dikelola AMRT adalah Alfamart, sedangkan gerai yang dikelola DNET adalah Indomaret.
Di saat laba HERO dan LPPF tumbuh negatif, laba AMRT dan DNET malah melesat dengan kenaikan masing-masing sebesar Rp 83,58% dan 139,18%.
Terlebih lagi, DNET berhasil mencatatkan tingkat imbal hasil hingga 55,38%, di mana perolehan tersebut disokong oleh penghasilan keuangan atas pendapatan investasi jangka pendek yang mencapai Rp 241,8 miliar.
Sementara itu, imbal hasil AMRT hanya 1,11% disebabkan tingginya beban penjualan dan distribusi perusahaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(dwa/tas)
Sebagai informasi, LPPF juga mengelola salah satu merek ritel Hypermart yang merupakan pesaing dari Giant.
Total pemasukan LPPF hingga akhir Juni terbilang stagnan dengan hanya tumbuh 0,59% secara tahunan menjadi RP 5,95 triliun. Sayangnya, keuntungan yang dikantongi perusahaan turun 13,6% YoY menjadi hanya Rp 1,16 miliar.
Dari tabel di atas terlihat bahwa, LPPF lebih unggul dari HERO karena meskipun laba bersih perusahaan turun, imbal hasil (Net Profit Margin/NPM) yang dibukukan masih menyentuh level dua digitm yakni 19,53%. Sementara imbal hasil HERO hanya 0,12%.
Di lain pihak, ritel makanan dalam bentuk minimarket mencatatkan kinerja fundamental yang lebih kokoh, seperti yang dikelola oleh PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET). Salah satu gerai ritel minimarket yang dikelola AMRT adalah Alfamart, sedangkan gerai yang dikelola DNET adalah Indomaret.
Di saat laba HERO dan LPPF tumbuh negatif, laba AMRT dan DNET malah melesat dengan kenaikan masing-masing sebesar Rp 83,58% dan 139,18%.
Terlebih lagi, DNET berhasil mencatatkan tingkat imbal hasil hingga 55,38%, di mana perolehan tersebut disokong oleh penghasilan keuangan atas pendapatan investasi jangka pendek yang mencapai Rp 241,8 miliar.
Sementara itu, imbal hasil AMRT hanya 1,11% disebabkan tingginya beban penjualan dan distribusi perusahaan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular