Sudah Amblas 4% Lebih, Harga Emas Siap Naik Hari Ini?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 September 2019 07:01
Sudah Amblas 4% Lebih, Harga Emas Siap Naik Hari Ini?
Ilustrasi Emas Perhiasan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia di perdagangan pasar spot naik di perdagangan pasar spot pagi ini. Apakah ini menjadi awal kebangkitan si logam mulia setelah amblas selama empat hari?

Pada Rabu (11/9/2019) pukul 06:44 WIB, harga emas dunia berada di US$ 1.486,91/troy ons. Naik 0,13% dibandingkan posisi hari sebelumnya.



Emas memang menyimpan potensi untuk rebound karena sudah melemah lumayan dalam. Harga emas selalu melemah dalam empat hari perdagangan terakhir, dan koreksinya mencapai 4,38%.

Oleh karena itu, wajar jika investor melihat harga emas sudah lumayan murah. Aksi beli akan mendorong harga komoditas ini ke arah utara.



(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

Selain itu, penguatan harga emas juga tidak lepas dari depresiasi mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Pada pukul 05:51 WIB, Dollar Index (yang mengukur posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) melemah 0,05%.

Ada tiga rilis data yang membebani langkah dolar AS. Pertama, Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) New York mencatat ekspektasi inflasi pada Agustus berada di 2,41%. Melambat dibandingkan bulan sebelumnya dan menjadi yang terlemah sejak 2013.

Artinya ke depan tekanan inflasi akan rendah. Bagi negara maju seperti AS, perlambatan laju inflasi adalah pertanda kelesuan ekonomi. Dunia usaha malas menaikkan harga karena permintaan pun tidak membludak.

Kedua, data lain yang juga mengecewakan adalah indeks keyakinan usaha kecil (Small Business Optimism Index). Pada Agustus, indeks ini berada di 101,1, turun dibandingkan bulan sebelumnya yatu 104,7. Angka Agustus adalah yang terendah sejak Mei.

Angka di atas 100 sebenarnya masih menunjukkan bahwa pelaku usaha kecil di AS masih optimistis, masih yakin, masih melakukan ekspansi. Namun kadar optimisme itu terus menurun.

Ketiga adalah data pembukaan lapangan kerja (Jobs Opening and Labor Turnover/JOLT). Pada Juli, lapangan kerja yang tercipta adalah 7,22 juta. Lagi-lagi turun dibandingkan bulan sebelumnya dan menjadi yang terendah sejak Februari.


Perkembangan ini membuat investor yakin bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga acuan dalam rapat 18 September mendatang. Mengutip CME Fedwatch, probabilitas penurunan Federal Funds Rate sebesar 25 basis poin (bps) adalah 91,2%.

Pemangkasan suku bunga acuan akan membuat berinvestasi di dolar AS menjadi kurang menarik, utamanya di instrumen berpendapatan tetap (fixed income). Permintaan dolar AS berkurang sehingga nilainya melemah.

Namun bagi emas, depresiasi mata uang Negeri Paman Sam adalah sentimen positif. Emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Jadi ketika dolar AS melemah, emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain sehingga komoditas ini menjadi semakin seksi.


TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular