
Ulasan Teknikal IHSG
Mengawali Pekan di Jalur Hijau, IHSG Beri Sinyal Naik Besok
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
09 September 2019 19:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan di zona hijau dengan kenaikan 17 poin atau 0,27% pada level 6.326, Senin (9/9/2019). Penguatan hari ini merupakan kenaikan keempat secara beruntun.
Untuk perdagangan esok hari, IHSG berpotensi berfluktuasi dengan kecenderungan menguat. Jika dilihat secara posisi, IHSG bergerak di atas garis rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5) yang diwakili garis berwarna hijau.
Secara momentum, ruangan penguatan IHSG masih terbuka mengingat belum menyentuh level jenuh belinya (overbought), berdasarkan indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) yang dicitrakan garis warna biru dan merah.
IHSG mengawali perdagangan dengan menguat 0,31% akibat terangkat kenaikan emiten-emiten non keuangan. Lima belas menit berselang, IHSG menyentuh titik terendah hariannya dengan pelemahan 0,04% karena sektor keuangan sebagai pemilik bobot terbesar mulai terkoreksi cukup dalam.
Selepas itu, IHSG berangsur-angsur menguat berkat penguatan saham sektor konsumer yang dipimpin saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) dan PT Gudang Garam Tbk (GGRM). Kedua saham industri rokok tersebut beberapa minggu lalu sempat dilepas pelaku pasar karena sentimen kenaikan cukai tembakau.
Pada sesi I IHSG ditutup sama dengan level pembukaannya yakni positif 0,31%. Memasuki sesi II, penguatan IHSG bertambah dikarenakan investor domestik yang cenderung membeli saham, di sisi lain investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 373 miliar di pasar reguler.
Net sell ini terjadi di tengah masih belum agresifnya prospek pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam laporan berjudul "Global Economic Risks and Implications for Indonesia" yang dirilis Bank Dunia, perlambatan ekonomi dunia membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di bawah 5%.
Di Amerika Serikat (AS) sudah mulai terlihat tanda resesi di pasar surat utang negara. Kemudian di Eropa mesin pertumbuhan melambat, sedangkan di China terjadi pelemahan.
Namun secara umum, IHSG hari ini bergerak di rentang sempit pada 6.306-6.333. Sektor konsumer dan infrastruktur menjadi penyumbang utama dengan 10,7 poin dan 8,6 poin bagi IHSG, keduanya menguat 0,91% dan 1,16%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Rebound Hari ke-2, IHSG Awal Pekan Depan Dibayangi Penguatan
Untuk perdagangan esok hari, IHSG berpotensi berfluktuasi dengan kecenderungan menguat. Jika dilihat secara posisi, IHSG bergerak di atas garis rata-rata nilainya dalam lima hari terakhir (moving average/MA5) yang diwakili garis berwarna hijau.
Secara momentum, ruangan penguatan IHSG masih terbuka mengingat belum menyentuh level jenuh belinya (overbought), berdasarkan indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) yang dicitrakan garis warna biru dan merah.
![]() |
Pada sesi I IHSG ditutup sama dengan level pembukaannya yakni positif 0,31%. Memasuki sesi II, penguatan IHSG bertambah dikarenakan investor domestik yang cenderung membeli saham, di sisi lain investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) senilai Rp 373 miliar di pasar reguler.
Net sell ini terjadi di tengah masih belum agresifnya prospek pertumbuhan ekonomi nasional. Dalam laporan berjudul "Global Economic Risks and Implications for Indonesia" yang dirilis Bank Dunia, perlambatan ekonomi dunia membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa di bawah 5%.
Di Amerika Serikat (AS) sudah mulai terlihat tanda resesi di pasar surat utang negara. Kemudian di Eropa mesin pertumbuhan melambat, sedangkan di China terjadi pelemahan.
Namun secara umum, IHSG hari ini bergerak di rentang sempit pada 6.306-6.333. Sektor konsumer dan infrastruktur menjadi penyumbang utama dengan 10,7 poin dan 8,6 poin bagi IHSG, keduanya menguat 0,91% dan 1,16%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/yam) Next Article Rebound Hari ke-2, IHSG Awal Pekan Depan Dibayangi Penguatan
Most Popular