
Dana Asing Keluar dari RI, Ternyata Ini Penyebabnya
Monica Wareza, CNBC Indonesia
09 September 2019 17:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Selama satu bulan terakhir atau sepanjang Agustus lalu asing mencatatkan jual bersih (net sell) untuk investasi portofolio di Indonesia.
Berdasarkan data perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), asing mencatatkan net sell di instrumen ini senilai Rp 9,7 triliun. Bahkan sudah berganti bulan hingga penutupan perdagangan sore ini asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp 7,88 triliun untuk periode satu bulan terakhir.
Kondisi yang sama juga terjadi di obligasi negara. Melansir data Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan investor asing sepanjang bulan Agustus turun Rp 9,37 triliun dari Rp 1.018,9 triliun menjadi Rp 1.009,6 triliun.
Mandiri Sekuritas menilai aksi net sell ini terjadi mayoritas terjadi karena adanya aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan pelaku pasar, terutama di instrumen obligasi negara.
Kepala Riset Fixed Income Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengatakan umumnya outflow yang terjadi di pasar obligasi terjadi karena ada dua kemungkinan, pertama karena yield differential antara Indonesia dengan negara lain makin tipis, maka umumnya pelaku pasar akan melakukan profit taking.
Kemungkinan kedua adalah adanya potensi kerugian kurs yang terjadi ketika asing berinvestasi di Indonesia. Ketika yield yang diperoleh baik, namun ada potensi rupiah mengalami pelemahan maka biasanya asing akan melakukan aksi jual untuk portofolionya.
"Kalau sepanjang Agustus ada sell off menurut saya lebih karena sentimen. Jadi rally sudah cukup signifikan di Juni-Juli, yield (SUN) tahun sempat sudah 7,1%, kalau tidak salah terendah. Jadi kadang ada momentum mereka take profit," kata Handy di Plaza Mandiri, Senin (9/9/2019).
Penyebab sell off lainnya meningkatnya eskalasi perang dagang di bulan Agustus tersebut. Hal ini menyebabkan pelaku pasar melihat adanya kemungkinan pelemahan rupiah sehingga memilih untuk ambil untung terlebih dahulu.
Namun kondisi ini dinilai hanya bersifat sementara, mengingat sejak awal September di pasar surat utang negara sudah mulai inflow kembali.
Sedang dari pasar ekuitas, Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menilai aksi jual di pasar saham disebabkan karena adanya rebalancing indeks MSCI yang dilakukan di bulan tersebut.
"Kalau di equity sebenarnya sell off-nya lebih karena MSCI rebalancing ya jadi bulan Agustus juga. Jadi itu yang menyebabkan lebih karena memang ada dilution dari China ke Asian shares. Jadi bobotnya dikurangi aja di MSCI indeks tersebut," jelas dia di kesempatan yang sama.
(hps/hps) Next Article IHSG Anjlok Hingga 1%, Asing Cetak Net Sell Rp 1 Triliun
Berdasarkan data perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), asing mencatatkan net sell di instrumen ini senilai Rp 9,7 triliun. Bahkan sudah berganti bulan hingga penutupan perdagangan sore ini asing masih mencatatkan net sell sebesar Rp 7,88 triliun untuk periode satu bulan terakhir.
Kondisi yang sama juga terjadi di obligasi negara. Melansir data Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, kepemilikan investor asing sepanjang bulan Agustus turun Rp 9,37 triliun dari Rp 1.018,9 triliun menjadi Rp 1.009,6 triliun.
Mandiri Sekuritas menilai aksi net sell ini terjadi mayoritas terjadi karena adanya aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan pelaku pasar, terutama di instrumen obligasi negara.
Kemungkinan kedua adalah adanya potensi kerugian kurs yang terjadi ketika asing berinvestasi di Indonesia. Ketika yield yang diperoleh baik, namun ada potensi rupiah mengalami pelemahan maka biasanya asing akan melakukan aksi jual untuk portofolionya.
"Kalau sepanjang Agustus ada sell off menurut saya lebih karena sentimen. Jadi rally sudah cukup signifikan di Juni-Juli, yield (SUN) tahun sempat sudah 7,1%, kalau tidak salah terendah. Jadi kadang ada momentum mereka take profit," kata Handy di Plaza Mandiri, Senin (9/9/2019).
Penyebab sell off lainnya meningkatnya eskalasi perang dagang di bulan Agustus tersebut. Hal ini menyebabkan pelaku pasar melihat adanya kemungkinan pelemahan rupiah sehingga memilih untuk ambil untung terlebih dahulu.
Namun kondisi ini dinilai hanya bersifat sementara, mengingat sejak awal September di pasar surat utang negara sudah mulai inflow kembali.
Sedang dari pasar ekuitas, Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Adrian Joezer menilai aksi jual di pasar saham disebabkan karena adanya rebalancing indeks MSCI yang dilakukan di bulan tersebut.
"Kalau di equity sebenarnya sell off-nya lebih karena MSCI rebalancing ya jadi bulan Agustus juga. Jadi itu yang menyebabkan lebih karena memang ada dilution dari China ke Asian shares. Jadi bobotnya dikurangi aja di MSCI indeks tersebut," jelas dia di kesempatan yang sama.
(hps/hps) Next Article IHSG Anjlok Hingga 1%, Asing Cetak Net Sell Rp 1 Triliun
Most Popular